Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nazaruddin Take Off dengan Garuda Senin Malam
Oleh : Redaksi/TN
Sabtu | 28-05-2011 | 14:23 WIB

Jakarta, batamtoday - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhamad Nazarudin, bertolak ke Singapura Senin malam, 23 Mei 2011, menggunakan pesawat Garuda Indonesia, sehari sebelum Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) mengelaurakan Cekal (cegah dan tangkal). Demikian catatan yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Sabtu 28 Mei 2011.


Dalam catatan tersebut disebut, Nazaruddin bertolak ke Singapura pada Senin 23 Mei pukul 19.37 WIB menggunakan pesawat Garuda melalui Bandara Soekarno Hatta.

Sementara, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru mengeluarkan surat permohonan pencegahan keluar negeri terhadap Nazaruddin pada keesokan harinya, Selasa 24 Mei 2011. Pencegahan tidak hanya dimohonkan untuk Nazaruddin tetapi juga kepada dua anak buah Nazarudin bernama Yulianis dan Oktarina Furi.

Langkah KPK mengajukan pencegahan ini sempat dipertanyakan anggota DPR dari fraksi Partai Golkar, Bambang Susatyo, yang menilai permohonan itu diajukan karena ada pesanan dari penguasa, dalam hal ini Partai Demokrat.

"Untuk apa dicegah, kan Nazaruddin belum ditetapkan jadi tersangka dalam kasus apapun, bahkan dipanggil saja belum, koq, dicekal. Ada apa? Apakah ini pesanan dari penguasa?" kata Bambang dalam nada bertanya.

Seperti diketahui, Nazarudin dilaporkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD telah memberikan uang sebesar 120 ribu dollar Singapura kepada Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, September tahun lalu.

Nazarudin juga disebut-sebut terlibat kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet di Palembang, yang merupakan proyek Kantor Menpora. Sang Menteri, Andi Mallarangeng dan adiknya Noel Mallarangeng, oleh Nazaruddin disebut-sebut banyak mengatur proyek di Kemenpora, termasuk proyek Wisma Atlet di Palembang.

Lebih jauh dari itu, Nazaruddin yang sakit hati karena dicopot dari jabatanya sebagai Bendahara Umum partai, menyatakan akan membuka sejumlah borok para elit Partai Demokrat.

Esoknya, SBY undang semua elit Partai Demokrat ke Puri Cikeas, sementara Nazaruddin sedang menyeruput secangkir kopi hangat di sudut sebuah cafe di negeri Singa itu,