Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Disebut-sebut Dikoordinir Oknum Aparat

Pelangsir Solar di Batam Dirazia, di Tanjungpinang Masih Berjaya
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 04-06-2014 | 18:44 WIB
spbu tgpinang.jpg Honda-Batam
Aktivitas di salah satu SPBU di Tanjungpinang. (Foto: Charles Sitompul/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kegiatan pelangsiran solar bersubsidi tidak hanya terjadi di Batam. Aksi serupa juga juga kembali marak di Tanjungpinang yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan. Bedanya, pihak berwenang di Tanjungpinang 'angkat tangan' karena aksi pelangsiran solar di Tanjungpinang disebut-sebut dikoordinir oknum aparat berseragam.

Karena itu, jika pelangsiran solar di Batam kerap dirazia, di Tanjungpinang justru tetap berjaya. Baru-baru ini di Batam, tim gabungan dari Polda Kepri, Denpom TNI-AD dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam telah mengamankan puluhan mobil pelangsir solar.

Informasi yang dihimpun BATAMTODAY.COM, pelangsiran solar bersubsidi tidak menggunakan mobil taksi pelat hitam seperti di Batam, melainkan dengan modus menggunakan mobil pribadi. Hampir semua SPBU di Tanjungpinang menjadi lokasi "penyedotan" solar bersubsidi oleh penyeleweng ini.

Seorang petugas sekuriti di salah satu SPBU, mengungkapkan, pembeliaan solar dengan antrean panjang hampir setiap hari terjadi. Malah, bebernya, ada sejumlah mobil yang melakukan pengisian berulang-ulang.

"Dalam satu hari ada yang tiga sampai empat kali masuk ke SPBU ini. Umumnya mereka adalah (oknum) aparat dan sopir mobil pribadi," ujar petugas sekuriti yang namanya enggan dipublikasikan.

Dia menegaskan, sejumlah sopir mobil pribadi itu sudah berkali-kali ditegur karena mengisi solar berulang-ulang dan tidak diperbolehkan mengisi solar di SPBU tersebut. "Tetapi mereka mengamuk, dan mengaku dari (oknum) aparat. Jadi, kita susah untuk menegur karena mereka sebagiannya adalah (oknum) aparat. Apalagi hari-hari libur, pengisiaan solar akan semakin padat," bebernya.

Salah seorang sopir mobil pribadi, sebut saja Deni, mengakui, aksi pembelian solar secara berulang-ulang di sejumlah SPBU di Tanjungpinang dikoordinir oleh oknum aparat dan ditampung di beberapa tempat penimbunan BBM di Tanjungpinang.

"Saya pernah ditawari jadi sopir mobil untuk mengambil solar di ppom bensin (SPBU, red). Dalam satu trip saya dibayar Rp50 ribu. Rata-rata dalam satu hari saya bisa mengumpulkan uang Rp250 - 300 ribu," ujar Deni.

Selain disewa untuk mengemudikan mobil 'penyedot' solar, warga yang mengaku tinggal di Batu Sembilan  ini membeberkan, selain dirinya, pelansiran solar juga kerap dilakukan sejumlah pemilik mobil pribadi untuk dijual ke penimbun BBM di Tanjungpinang.

"Rata-rata di masing-masing pom bensin bisa dua sampai tiga trip pengisiaan," ujarnya.

Selanjutnya, solar dari SPBU seharga Rp5.500 per liter akan dijual penimbun ke kalangan industri di Tanjungpinang. Bahkan ada juga galangan kapal dan industru di Batam yang membeli solar itu seharga Rp6.000 - 7.000 per liter.

Sebelumnya, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, telah mengeluarkan Surat Ketetapan (SK) penjatahan BBM per hari bagi mobil pribadi sebesar 30 liter. Sayangnya, penyeleweng solar ini justru tetap berjaya melakukan aksinya.

Lis sendiri belum bisa dikonfirmasi karena sedang mengikuti pendidikan di Lemhanas. "Mohon maaf, saya masih tugas belajar Lemhanas. Mohon dikonfirmasi dan ditanya ke Kabag Ekonomi atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan," ujar Lis melalui pesan singkatnya, Rabu (4/6/2014).

Sementara, pihak kepolisian juga terkesan 'kewalahan'. "Dari dulu kami sudah ingin menghentikan aktivitas (pelangsiran solar) tersebut. Tetapi para pelaku yang berada di dalam mobil itu sudah bukan rahasia lagi dilakukan oknum-oknum berseragam," ujar Kapolres Tanjungpinang, AKBP Patar Gunawan, yang dihubungi terpisah.

Kapolres juga meminta Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, melakukan pengawasan dan pemantauan secara periodik, sehingga SK yang dikeluarkan wali kota dapat direalisasikan. (*)

Editor: Roelan