Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Triwulan I 2014, Industri Pengolahan Non Migas Tumbuh 5,56 Persen
Oleh : CR-7/Roni Ginting
Jum'at | 30-05-2014 | 18:01 WIB
Menteri_Perindustrian_Mohamad_S._Hidayat.jpg Honda-Batam
Menteri Perindustrian MS Hidayat.

BATAMTODAY.COM, Batam - Di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil, industri pengolahan non mogas mampu tumbuh sebesar 5,56 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,21 persen.

"Cabang industri yang tumbuh tinggi diantaranya industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,47 persen. Industri alat angkut, mesin dan peralatannya tumbuh sebesar 6,03 persen, serta industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 5,17 persen," kata Mohamad S Hidayat, Menteri Perindustrian RI saat membuka ASEAN Small Medium Enterprises Expo 2014 di Mega Mall, Batamcentre, Jumat (30/5/2014).

Sementara itu, untuk ekspor produk industri pada triwulan I sebesar US$ 29,27 Miliar, mengalami kenaikan tipis sebesar 3,55 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Untuk espor produkindustri memberikan kontribusi sebesar 66,05 persen dari total ekspor nasional.

Sedangkan defisit neraca perdagangan produk industri telah ditekan sebesar 87,8 persen, dari US$ -3,87 Miliar pada triwulan I 2013 menjadi US$ -437,8 juta pada triwulan I 2014.

"Hal itu disebabkan pada Februari dan Maret 2014 telah terjadi surplus perdagangan, masing-masing US$ 173,9 juta pada Februari dan US$ 416,2 juta pada Maret. Kita cukup optimis kinerja perdagangan produk industri akan semakin positif dimasa yang akan datang," tuturnya.

Disisi lain, lanjut Hidayat, kinerja investasi sektor industri masih perlu ditingkatkan lagi. Mengingat investasi PMDN mencapai Rp11,11 triliun atau hanya meningkat tipis sebesar 1,73 persen. Sedangkan untuk investasi PMA sebesar US$ 3,49 Miliar atau menurun 23,27 persen dibanding periode I tahun 2013.

"Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian kita, mengingat investasi menjadi salah satu motor pendorong pertumbuhan yang sekaligus menyerap tenaga kerja di sektor industri," kata Hidayat.

Editor: Dodo