Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Air Laut Keruh dan Ikan Mati, Nelayan Barelang Minta Tanggung Jawab WIKA
Oleh : Gokli
Kamis | 29-05-2014 | 16:28 WIB
keruh.jpg Honda-Batam
Kondisi perairan di Barelang yang keruh imbas dari pembangunan dam dikeluhkan nelayan.

BATAMTODAY.COM, Batam - Nelayan pesisir pantai Barelang mendesak PT Wijaya Karya (WIKA) selaku kontraktor pembuatan dam di daerah Tembesi bertanggungjawab atas keruhnya air laut dan matinya banyak ikan di perairan tersebut. Hal ini membuat para nelayan terancam kehilangan mata pencaharian.

Kondisi buruk yang dialami para nelayan itu juga mendapat sorotan dari Forum Pemuda Pulau (Forpul). Mereka juga mendesak supaya PT Wijaya Karya menghentikan aktivitasnya karena merugikan bagi masyarakat sekitar, khususnya nelayan.

"Tak hanya air laut yang semakin keruh, ikan-ikan juga banyak yang mati. Parahnya lagi, laut di sekitar proyek pembuatan Dam itu menumbulkan bauk busuk. Jelas hal itu semua mengganggu bagi masyarakat nelayan," kata Asrol, Ketua Forpul, Kamis (29/5/2014) siang.

Masih kata Asrol, keruhnya air laut itu diakibatkan tumapahan air berwarna hitam yang menggenangi Dam tersebut. Selain mengakibatkan keruh, air berwarna hitam itu juga bau busuk sehingga membut ikan-ikan pada mati.

"Ini tak bisa dibiarkan. PT Wijaya Karya selaku pengerjaan proyek pembuatan dam ini, harus bertanggungjawab. Kami tak terima air laut keruh dan ikan pada mati," katanya.

Menurut Asrol, keruhnya air laut itu sudah terjadi sekitar tiga sampai empat hari. Sebelumnya, ikan-ikan yang banyak mati di laut ditemukan nelayan belum diketahui apa penyebabnya. Tetapi setelah melihat tumpahan dari dam tersebut, mereka meyakini hal itu lah yang menjadi penyebab utama.

"Sudah hampir satu bulan nelayan mengeluh banyak ikan mati. Awalnya tak ada yang tahu apa penyebabnya. Setelah kami telusuri sumbernya dari tumpahan air dam yang sedang dikerjakan itu," jelasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Samsudin salah seorang nelayan di sekitar Jembatan I Barelang. Menurut dia, kontraktor yang mengerjakan dam tersebut harus bertanggungjawab kepada nelayan karena mengotori air laut. Padahal, kata Samsudin sebelum proyek pembuatan dam itu ada, hasil tangkapan nelayan masih lumayan.

"Tak mungkin dapat ikan kalau lautnya keruh. Terus kami mau dapat penghasilan dari mana?. Kontrkatornya itu harus bertanggungjawab, siapa suruh dia kotori air laut," kesalnya.

Informasi yang diperoleh di lapangan, jika kontraktor yang mengerjakan dam tersebut tak mau beretikat baik kepada Nelayan, dalam waktu dekat mereka akan menggelar aksi protes terkait keruhnya air laut dan matinya banyak ikan di perairan tersebut. Kendati waktunya belum dipastikan, namun nelayan sekitar disebut sudah sepakat akan melakukan aksi.

Editor: Dodo