Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Seringai dan Lightcraft Akan Tampil di Festival Musik Singapura
Oleh : Redaksi
Selasa | 27-05-2014 | 14:17 WIB
seringai-2014-360.jpg Honda-Batam
Seringai. (Foto: Rolling Stone).

BATAMTODAY.COM - Sebanyak dua band Indonesia, Seringai dan Lightcraft, akan tampil pada festival musik tahunan yang dimiliki Singapura, Baybeats, yang kali ini diselenggarakan pada 27 hingga 29 Juni mendatang di kawasan prestisius Esplanade.

"Seringai meleburkan kegelapan Black Sabbath, kecepatan Motorhead dan keugal-ugalan Black Flag sehingga membentuk rock oktan tinggi yang menjamin kegembiraan pada moshpit, digabung dengan lirik cerdas yang menggasak isu sosial politik dan merayakan kenikmatan sederhana pengaruh alkohol," terang pihak festival tentang Seringai melalui situs resmi Baybeats.

Sementara itu, mengenai Lightcraft, pihak festival berujar: "Mereka memiliki suasana melankolia yang antemik, menghasilkan lagu-lagu atmosferik yang berasal dari kesedihan dan sukacita."

Lightcraft merilis album perdananya pada 2008 dengan tajuk Losing Northern Lights. Album kedua, Colours of Joy, menyusul lima tahun kemudian dengan peran distribusi dari demajors Independent Music Industry.

Seringai dan Lightcraft akan tampil pada hari yang sama, Sabtu (28/6). Lightcraft bakal beraksi di panggung Arena (Esplanade Outdoor Theatre) mulai pukul 21.15 waktu Singapura, kemudian Seringai di panggung Powerhouse (The Edge) pukul 22.45—menjadi pengisi acara penutup pada hari kedua.

Di luar Seringai dan Lightcraft, Baybeats 2014 juga menampilkan They Will Kill Us All (Malaysia), Subculture (Malaysia), Inch (Singapura), Monster Cat (Singapura) Ssighborggg (Korea Selatan), Fall to Fly (Makau), Earthmover (Filipina), hingga Survive, Said the Prophet (Jepang).

Selain pentas musik, Baybeats juga berniat untuk memajukan talenta-talenta lain yang berhubungan dengan musik, di antaranya adalah jurnalisme musik, fotografi panggung, seni video, dan masih banyak lagi. Tak lupa gaya hidup pencinta musik lewat area yang disediakan khusus untuk menyatukan pelaku musik independen dengan wiraswasta.

Sumber: Rolling Stone