Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sedang Berduka karena Kalah Pileg, Demokrat Netral
Oleh : Surya Irawan
Rabu | 21-05-2014 | 17:15 WIB
ruhut_sitompul.jpg Honda-Batam
Ruhut Sitompul, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Juru bicara Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul menjelaskan soal kenapa PD bersikap netral dan tidak mendukung Jokowi maupun Prabowo, itu karena PD sedang berduka.

Berduka setelah hasil Pileg 9 April 2014 ini perolehan suaranya anjlok dari 20 persen menjadi 10 persen, akibat kader PD yang korup. Itu keputusan Rapimnas, tapi sebagai kader dipersilakan mendukung salah satu capres yang ada.

"Kami ini sedang berduka akibat kader PD korupsi. Kami terima duka ini untuk selanjutnya kami akan bangkit. Kalau partai lain butuh waktu 10 tahun, semoga PD cukup 5 tahun bisa bangkit. Jadi, netral itu permintaan daerah," tegas Ruhut Sitompul dalam dialog, 'Pemilu 9 Juli 2014: Kompetisi para capres-cawapres' bersama anggota DPD RI Abraham Liyanto, Martin Hutabarat Ketua DPP Gerindra, dan Panji Anugrah Permana pengajar FISIP UI di Gedung DPD/MPR RI Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Netral itu diambil setelah Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membagikan kuisioner pada peserta Rapimnas, dan sebanyak 56 persen memilih netral. Tapi, bukan opisisi, melainkan sebagai penyeimbang, karena dalam sistim presidensial itu tidak ada yang namanya opisisi. "Hanya sebagai penyeimbang. Dan, kami akan bangkit di pemilu 2019," tambahnya.

Ruhut meyakinkan jika dalam sejarah politik Indonesia ini, belum ada sejarah serah terima dari presiden sebelumnya ke presiden yang baru. "Bung Karno ke Soeharto, BJ. Habibie ke Gus Dur, dan Gus Dur ke Megawati tidak ada serah terima jabatan kepresidenan. Nah, hanya pada 10 tahun SBY nanti pada Oktober 2014 ini akan ada serah terima dari SBY ke presiden yang baru," katanya.

Dikatakan, 61 kursi DPR RI Demokrat akan menjadi penentu, maka harus menjadi kewaspadaan bagi presiden terpilih nanti. "PD akan menjadi penentu atau kingmaker bagi presiden terpilih nanti. Karena itu harus waspada dengan Demokrat di DPR RI. Apalagi selama 10 tahun ini, banyak yang akan menjatuhkan SBY, tapi gagal. Untuk itu, 14 program pemerintahan SBY harus dilanjutkan," ungkapnya.

Soal hubungannya dengan kedua pasangan capres, Ruhut menjelaskan jika semuanya baik. Ada kader PD yang dekat dengan PDI Perjuangan, dan juga Gerindra. "Hubungan kami dengan Prabowo baik, apalagi wapresnya, besan," pungkas Ruhut sambil tertawa.

Editor: Dodo