Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Maskur Justru Menilai Mutasi Guru Turut Picu Tingginya Ketidaklulusan di Tanjungpinang
Oleh : Habibi
Rabu | 21-05-2014 | 16:43 WIB
maskkur_tilawahyu.jpg Honda-Batam
Maskur Tilawahyu, Ketua Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Ketua Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang, Maskur Tilawahyu, tak sependapat dengan Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang, Dadang AG, jika mutasi guru tidak mempengaruhi hasil kelulusan ujian nasional (UN) tahun ini. Bahkan, menurut Maskur, kebijakan mutasi guru yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang yang waktunya berdekatan dengan pelaksanaan UN, beberapa waktu lalu, dinilai terlalu prematur.

Menurut Maskur, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tidak seharusnya membuat pernyataan seperti itu. Malah, Maskur menegaskan, kepala dinas yang terlibat dalam kebijakan mutasi guru itu juga harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. Apalagi, imbuh Maskur, pengaruh mutasi dengan UN sudah pasti ada dan hal itu tidak terelakan.

"Salah jika pihak Disdikbud mengatakan mutasi tidak memberikan pengaruh apapun terhadap hasil kelulusan," ujar Maskur, saat dihubungi BATAMTODAY.COM, Rabu (21/5/2014).

Oleh sebab itu, Maskur meminta Disdikbud untuk melakukan evaluasi terhadap hasil UN tahun ini agar tidak terulang lagi.

Sementara itu dihubungi terpisah, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, mengaku akan meninjau sekolah (SMA) yang angka ketidaklulusannya tinggi. Sebab, kata dia, hanya satu sekolah saja yang ternyata memiliki banyak siswa yang tidak lulus.

Dia mengatakan akan mengkaji kembali di mana letak permasalahan sesungguhnya di sekolah itu. "Kita akan kaji, apakah memang kompetensi gurunya yang kurang baik atau karena siswanya," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, ada tiga faktor yang mempengaruhi pendidikan. Pertama, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dari pemerintah. Kedua, kompetensi dari pendidik (guru), dan terakhir adalah dari siswanya. Mengenai banyaknya siswa yang tidak lulus, Syahrul pun menolak jika masyarakat menyalahkan pemerintah.

Syahrul menegaskan, angka ketidaklulusan itu tidak bisa membuktikan bahwa mutu pendidikan di Tanjungpinang menurun. Karena, menurut mantan Kepala SDN 004 Binaan Tanjungpinang Barat itu, permasalahan pendidikan sangatlah kompleks.

"Pendidikan itu seumur hidup, jadi bukan terbatas sampai SMA saja. Kita tidak boleh men-judge siapapun. Yang jelas kita kaji dulu dan saya yakin akan ada jalan keluarnya," kata Syahrul.

Sebelumnya diberitakan, hasil kelulusan UN di Tanjungpinang kerap terpuruk dibanding enam kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Termasuk hasil UN SMA/MA/SMK pada tahun ini dengan banyaknya siswa yang tak lulus di SMAN 6 Tanjungpinang yang mencapai 25 orang.

Namun, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Dadang AG, menegaskan, banyaknya siswa yang tak lulus itu bukan akibat mutasi guru besar-besaran yang dilakukannya beberapa waktu lalu.

"Kita tidak bisa bicara mutasi sekarang, karena produk mutasi itu bisa kita lihat tahun depan, bukan tahun ini. Sekarang memang kita akui banyak yang tidak lulus. Khusus di SMAN 6 itu memang muridnya yang masih kurang memahami, kinerja gurunya juga tidak maksimal, etos kerjanya masih kurang," kata Dadang, menanggapi hasil UN di Tanjungpinang, termasuk banyak siswa di SMAN 6 yang tak lulus yang mencapai 25 orang.

Sebagaimana diberitakan, jumlah siswa peserta ujian nasional (UN) SMA/MA/SMK yang tidak lulus di Tanjungpinang, paling banyak se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dari 1.617 pseta UN, yang tak lulus sebanyak 34 orang, lebih dari separuhnya 'disumbang' oleh SMA Negeri 6 Tanjungpinang, yakni sebanyak 25 orang. (*)

Editor: Roelan