Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

SMAN 6 'Sumbang' Ketidaklulusan Siswa Terbanyak di Tanjungpinang
Oleh : Habibi
Selasa | 20-05-2014 | 20:19 WIB
P1230861.JPG Honda-Batam
Seorang ibu merangkul anaknya usai pengunguman UN di SMAN 6 Tanjungpinang, Selasa (20/5/2014) sore. (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Jumlah siswa peserta ujian nasional (UN) SMA/MA/SMK yang tidak lulus di Tanjungpinang, paling banyak se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dari 1.617 pseta UN, yang tak lulus sebanyak 34 orang. Jumlah siswa yang tak lulus itu 'disumbang' oleh SMA Negeri 6 Tanjungpinang, yakni sebanyak 25 orang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tanjungpinang, Dadang AG, mengakui siswa di Tanjungpinang yang tak lulus paling banyak di antara enam kabupaten/kota di Kepri. Persentase kelulusan pun menurun sejalan dengan menurunnya persentase kelulusan secara nasional.

"Ke-34 siswa yang tak lulus tersebar di beberapa sekolah, di antaranya SMA Negeri 5, SMA Negeri 6, SMA PGRI, MA Miftahul Ulum, SMA Negeri 3, dan SMA Katholik Santa Maria," kata Dadang, Selasa (20/5/2014).

Dadang memaparkan, dari 1.493 siswa SMA yang menigkuti UN, ada 33 orang yang tak lulus. Sedangkan dari 120 orang siswa MA, hanya satu yang tidak lulus.

Untuk jurusan IPA di Tanjungpinang hanya tiga orang yang tak lulus yaitu di SMAN 5 sebanyak satu orang, dan di SMAN 6 sebanyak dua orang. Sementara itu untuk jurusan IPS, ada 31 orang siswa yang tak lulus itu tersebar di sekolah SMAN 5 sebanyak 1 orang, SMAN 6 sebanyak 23 orang, SMAN 3 sebanyak 1 orang, SMA Katholik Santa Maria ada tiga orang, MA Miftahul Ulum satu orang dan SMA PGRI ada dua orang.

Sementara itu untuk sekolah yang mengalami kenaikan jumlah nilai kelulusan untk jurusan IPA adalah SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4, dan SMA Pelita Nusantara. Sementara itu untuk jurusan IPS hanya SMAN 1 Tanjungpinang.

"Sementara itu persentase kelulusan yang naik itu adalah SMAN 4 dengan jumlah kelulusan tahun lalu hanya 99,02 sekarang 100 persen. Namun nilainya turun. Kalau tahun lalu nilainya 38,82 sekarang 38,11. Memang ada tren naik dan tren turun," ujar Dadang.

Sementara itu untuk SMK, satu-satunya SMK yang jumlah nilainya naik dari tahun lalu adalah SMKN 4. Oleh karena itu, Dadang sangat antusias sekali sebab banyak berita miring tentang sekolah tersebut.

"Terbukti hari ini SMKN 4 satu-satunya jumlah nilai yang naik. Kalau tahun lalu hanya 27,07, sekarang nilainya naik jadi 28,10.  Dan SMKN 4 adalah sekolah yang menduduki peringkat kelima. Mengapa saya hanya tekankan SMK ini? Karena memang sekolah ini sebenarnya bagus, tapi karena ada komunikasi yang tersumbat, jadinya seperti kemarin," tutur Dadang.

Dedikasi Guru Kurang
Dadang mengatakan banyaknya siswa yang tidak lulus itu memang dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah dedikasi guru yang memang masih kurang, dan kemampuan siswa yang memang kurang.

"Memang banyak fakktor dan memang secara keseluruhan (SMA/MA/SMK) persentase kita turun dari tahun lalu yang sebesar 99,80 persen sekarang menjadi 98,84 persen," jelas Dadang.

Oleh karena itu, hal ini kata Dadang akan menjadi pelajaran dan dia akan melihat hasil produk tahun depan dengan mutasi yang dilakukannya. (*)

Editor: Roelan