Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Guru Diminta Waspadai 'Hidden Curriculum' yang Bisa Merusak Karakter Siswa
Oleh : Habibi
Jum'at | 16-05-2014 | 07:56 WIB
IMG-20140514-00474.jpg Honda-Batam
Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, Abdul Muid Zein. (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, Abdul Muid Zein, mewanti-wanti kepada semua guru agar memperhatikan kurikulum yang tidak terlihat (hidden curriculum). Sebab jika negatif, maka akan merusak karakter siswa.

Abdul Muid menjelaskan, hidden curriculum adalah prilaku seorang guru di sekolah. Seorang guru adalah sosok yang memang harus memiliki kepribadian unggul karena dia adalah pusat percontohan oleh ratusan siswa di sekolah. Jika perilaku guru tidak baik, maka akan berdampak negatif juga untuk siswanya.

"Memang, yang ingin menjadi guru itu sebenarnya harus siap lahir batin. Karena memang dia manusia biasa juga, tapi tanggung jawabnya di sekolah maupun di rumah. Karena dia adalah poros percontohan untuk siswa. Guru yang baik akan melahirkan karakter siswa yang baik pula," kata Abdul Muid kepada BATAMTODAY.COM, di sela-sela pelatihan Kurikulum 2013 untuk guru se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Hotel Amir, Batam, belum lama ini.

Dia menjelaskan, hal-hal yang termasuk dalam hidden curriculum adalah disiplin guru, cara berpakaian, tutur kata,  bagaimana dia menerima murid, bersikap di kelas, dan lain-lain. Hal-hal itulah yang benar-benar harus dijaga seorang guru. Karena itu menurut dia, sebenarnya tidak ada istilah guru killer ataupun guru yang urak-urakan jika memang seseorang itu adalah guru.

"Bahaya jika ada guru killer atau guru yang penampilannya urak-urakan, bisa berdampak kepada siswa. Seperti guru pria yang gondrong, guru yang merokok di kelas, guru yang temperamental, itu harusnya tidak ada. Maka dari itu saya bilang, yang mau menjadi guru itu harus siap lahir batin," tutur Abdul Muid.

Apalagi untuk siswa SD, sangat bahaya jika hidden curriculum tidak diperhatikan secara serius oleh guru. Karena siswa SD benar-benar rentan dengan contoh yang tidak baik, mereka akan mudah untuk mengikuti.

Oleh karena itu dalam pelatihan Kurikulum 2013 untuk tingkat SD dan SMK tersebut, Abdul Muid berharap agar menjadi perhatian guru di Kepri, sehingga setelah pelatihan dapat mengubah sikap dan perilaku yang tidak baik di sekolah, menjadi hal-hal yang positif. (*)

Editor: Roelan