Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kak Seto Sebut Sistem Pendidikan yang Salah Juga Bentuk Kekerasan Terhadap Anak
Oleh : CR7/Roni Ginting
Rabu | 14-05-2014 | 16:50 WIB
seto_mulyadi.jpg Honda-Batam
Seto Mulyadi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kasus kekerasan terhadap anak sehingga menyebabkan trauma untuk sekolah pada anak bukan hanya dalam bentuk fisik. Sistem pendidikan yang salah juga dinilai sebagai bentuk kekerasan terhadap anak.

"Zaman sekarang ini anak-anak sudah seperti robot. Pergi sekolah dari pagi, sampai sore, lanjut les, pulang malam masih ada pekerjaan rumah (PR) sehingga tidak ada waktu bermain bagi anak. Segala tekanan inilah yang kemudian menimbulkan school phobia, dan berakhir pada bolos hingga tindakan kekerasan terhadap sesama pelajar," kata Seto Mulyadi, psikolog yang juga Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyampaikan hal itu dalam seminar bertema "Tantangan Paedofilia bagi Masyarakat Industri Modern" yang digelar Tim Penggerak PKK Kota Batam di Hotel Planet Holiday, Rabu (14/5/2014).

Kak Seto juga meminta orang tua memberikan perhatian lebih terhadap perasaan sang anak di rumah. "Anak pulang sekolah jangan cuma tanya tentang akademisnya, tapi tanya juga perasaannya serta aktivitasnya," imbau Kak Seto.

"Saya mengajak orang tua dan guru untuk bertekad kuat wujudkan Batam sebagai kota layak dan ramah anak," pesannya.

Terkait masalah paedofilia di daerah, termasuk Batam, diakuinya tidak terlalu menjadi perhatian di pusat. Baru setelah ada kejadian di sebuah sekolah swasta bergengsi di Jakarta, masalah paedofilia ini menjadi isu nasional sehingga Rabu sore ini, katanya, Presiden berencana menandatangani Keputusan Presiden yang terkait dengan perlindungan anak.

"Intinya, gerakan nasional ini jangan jadi seremonial belaka. Bisa saja dibentuk entah apa namanya, komisi atau satgas. Semuanya termasuk preventif. Ini harus jadi kekompakan bersama," ujar Kak Seto.

Sedangkan bagi anak yang sudah menjadi korban, perlu segera dikerahkan psikolog untuk menangani anak tersebut. Jangan sampai anak itu dibiarkan malu, frustasi, bingung, dan sedih. "Dukungan keluarga pun sangat penting untuk proses pemulihan ini," katanya.

Sementara, Wali Kota Batam yang juga Pembina PKK Kota Batam, Ahmad Dahlan, mengatakan jika saat ini ibu-ibu sedang cemas, galau, bimbang dan risau karena anak-anak mereka tak dijamin di sekolah.

"Karena itulah diadakan seminar tersebut dengan harapan apa yang didapatkan peserta seminar bisa dibagikan ke masyarakat Batam lainnya. Dari kepala sekolah disampaikan ke guru misalnya," kata Dahlan.

Seminar ini juga menghadirkan dua pembicara lainnya, yaitu Komisioner KPPAD Provinsi Kepulauan Riau, Erry Syahrial; dan Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Kota Barelang, Inspektur Satu Retno Ariani. (*)

Editor: Roelan