Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Modus Baru Pelangsir Solar Miliki Kartu Kendali BBM di Batam
Oleh : Gokli
Jum'at | 09-05-2014 | 17:04 WIB
kartu-kendali-BBM.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kartu kendali BBM.

BATAMTODAY.COM, Batam - Aktivitas penyelewengan solar bersubsidi di Batam masih terus berjalan. Bahkan, para pelaku seakan kebal hukum, lantaran diduga ada usur pembiaran dari pihak berwewenang.

Pertamina Cabang Kepri dan Pemerintah Kota Batam memang sudah membuat terobosan untuk mengatasi penyelewengan solar yang disubsidi negara itu. Melalui kartu kendali BBM atau Kartu Survei Bio Solar, tiap kendaraan dijatah 30 liter per hari.

Untuk mendapat Kartu Bio Solar tersebut, Pemilik kendaraan harus menunjukkan STNK ke pihak SPBU. Selanjutnya, petuas di SPBU meenginput data seperti nama pemilik dan nomor polisi kendaraan. Satu STNK bisa mendapat satu Kartu Bio Solar.

Namun, melihat fakta di lapangan terobosan yang dilakukan Pertamina dan Pemko Batam itu belum ampuh untuk menghentikan atau bahkan meminimalisir penyelewengan solar bersubsidi sejumlah SPBU, seperti halnya di wilayah Batuaji dan Sagulung.

Menurut pengakuan salah seorang sopir pelangsir solar yang kerap berkecimpung di SPBU Simpang Base Camp, Simpang Tobing (Paradise), Tanjunguncang, Genta III dan Tembesi, Kartu Bio Solar itu mereka dapat dengan menggunakan STNK beberapa mobil teronggok di bengkel.

"Kalau bulan kemarin, masih bisa dapat beberapa lembar kartu dengan modal kedekatan sama petugas SPBU. Sekarang sudah sistem online, terpaksa pinjam STNK mobil-mobil yang teronggok di bengkel. Ada juga yang pakai STNK dari mobil yang tergadai," kata pria yang namanya tak mau ditulis, Jumat (9/5/2014) sore.

Pria yang kerap menggunakan taksi untuk melangsir solar itu, manambahkan, bermodalkan beberapa STNK mobil lain, Kartu Bio Solar beberapa lembar dapat mereka miliki. Untuk satu mobil pelangsir solar, lanjutnya ada yang memiliki 3-5 kartu.

"Saya cuma punya dua kartu dua lembar aja. Itu pun satu punya truknya kawan saya," aku dia.

Tak hanya itu, kata pria sopir taksi warna hijau itu, dengan satu Kartu Bio Solar yang dibatasi 30 liter, dia dapat melakukan pengisan sampai 50 liter. Tapi, hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu yang mempunyai kedekatan dengan petugas SPBU.

"Tak semua SPBU bisa seperti itu. Kalau dikasih lebih kita bayar lebih juga. Per liter saya bayar Rp6.500, lebih mahal Rp1.000 dari harga normal. Kadang dengan dua kartu saja saya bisa dapat 100-150 liter per hari," jelasnya.

Parahnya lagi, lanjut pria itu, kalangan pemain besar biasanya tak perlu pakai Kartu Bio Solar. Mereka disebut bermain malam, mengisi tanki mobil yang sudah dimodifikasi dengan kapasitas besar, atau bisa disebut "ngecor".

"Kelas besar tak ngantri lagi seperti kami ini. Mereka langsung ngecor malam," ujar pria itu.

Belum lama ini, Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara (IMSU) Batam mengatakan mereka memiliki video dan foto terkait upaya penyelewengan solar di malam hari. Beberapa SPBU, disebut melayani pelangsir solar di malam hari.

"Kami akan suarakan penyelewengan solar di Batam ini. Pertamina Cabang Kepri harus bertanggungjawab," kata Oloan Ritongan, Ketua IMSU Batam, kala itu.

Editor: Dodo