Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Termotivasi dari Ajaran Budaya

Siswa Asia-Amerika Lebih Tahan Banting Dibanding Pelajar Kulit Putih
Oleh : Redaksi
Selasa | 06-05-2014 | 10:36 WIB

BATAMTODAY.COM - SISWA Asia-Amerika cenderung mengungguli rekan-rekan kulit putih mereka di sekolah karena mereka berusaha lebih keras. Demikian hasil penelitian di AS yang dipublikasikan
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal dari Prosiding National Academy of Sciences, Senin (5/5/2014) kemarin.

Temuan tersebut didasarkan pada analisis catatan dari dua survei yang terpisah yang melacak ribuan ribu orang kulit putih dan Asia di Amerika Serikat dari TK sampai SMA. Para ilmuwan di Queens College of New York, University of Michigan dan Universitas Peking di Beijing mencermati nilai, skor ujian, penilaian guru, pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan, status imigrasi dan faktor lainnya.

"Siswa Asia-Amerika masuk sekolah tanpa keuntungan akademik dibanding siswa kulit putih," kata studi tersebut di laman phys.org.

Pada kelas lima atau usia antara 10 - 11 tahun, siswa Asia-Amerika secara signifikan mengungguli siswa kulit putih dan perbedaan itu mencapai puncaknya di kelas 10, atau pada usia 15 - 16 tahun.

"Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa meningkatnya kesenjangan prestasi dapat disebabkan oleh kesenjangan dalam upaya akademis dibanding perbedaan kemampuan kognitif," tulis penelitian tersebut.

Siswa Asia-Amerika cenderung termotivasi oleh ajaran-ajaran budaya yang menanamkan gagasan bahwa upaya (proses) itu jauh lebih penting daripada kemampuan bawaan, kata para peneliti. Selai itu, tekanan dari orang tua juga berpengaruh terhadap keberhasilan mereka dibandingkan dengan siswa kulit putih.

Anggapan jika pelajar Asia merupakan pekerja keras yang ditakdirkan untuk sukses mungkin stereotip, tapi kenyataannya memang demikian, kata para peneliti.

"Stereotip positif itu dapat membantu meningkatkan prestasi pelajar Asia-Amerika, sebaliknya stereotip negatif telah terbukti menghambat pencapaian pemuda Afrika-Amerika," tulis artikel tersebut.

Namun, prestasi itu memang harus dibayar 'mahal'. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang berasal dari keturunan Filipina , Asia Selatan, Asia Tenggara atau Asia Timur, memang menghabiskan lebih sedikit waktu dengan teman-teman dibandingkan siswa kulit putih.

"Bahkan mereka juga memiliki lebih banyak konflik dengan kedua orang tua daripada rekan-rekan putih mereka." (*)

Editor: Roelan