Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasdem Nilai Rizal Ramli yang Tepat Cawapresnya Jokowi, bukan Jusuf Kalla
Oleh : Surya
Jum'at | 25-04-2014 | 19:12 WIB
Rizal Ramli.jpg Honda-Batam
Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua DPP Partai Nasdem, Zulfan Lindan, menegaskan, Partai Nasdem tidak menyodorkan nama Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) ke PDIP.

"Partai Nasdem tidak pernah mendukung Jusuf Kalla sebagai Cawapres Jokowi. Kita serahkan ke PDIP dan tidak mengintervensi penentuan Cawapres Jokowi," kata Zulvan Lindan di Jakarta, Jumat (25/4/2014).

Namun Nasdem berpandangan, cawapres yang layak untuk mendampingi Jokowi adalah mantan Menteri Pereknomian Rizal Ramli, Ketua KPK Abraham Samad dan Ketua DKPP Jimly Assidigie. 

"Rizal Ramli dikenal karena pemikirannya tentang ekonomi rakyat, sedang Abrahm Samad dan Jimly Assidiqie dikenal dalam bidang korupsi dan hukum," katanya.

Dari ketiga nama tersebut, Nasdem lebih condong mendorong Rizal Ramli sebagai Cawapres Jokowi. "Rizal Ramli lebih Sukarnois daripada Jusuf Kalla. Jusuf Kalla itu neolib, pragmatis, serta mendukung ekonomi pasar dan pengusaha. Jusuf Kalla adalah orang yang setuju pengurangan subsidi dan kenaikan BBM, sementara Rizal Ramli konsen pada ekonomi berdikari," katanya.

Karena itu, katanya, sangat memprihatinkan bangsa ini kalau orang seperti Rizal Ramli tidak diakomodir sebagai Cawapres Jokowi atau Prabowo Subianto. 

"Jokowi dan Prabowo akan bertarung ketat di Pilpres 9 Juli nanti, sehingga diperlukan cawapres yang kuat seperti Rizal Ramli. Kami berpandangan, Jokowi lebih tepat dipasangan dengan Rizal Ramli," katanya.  

Selain itu, lanjutnya, Rizal Ramli sudah teruji di bidang perekomian, serta pernah menjadi Menteri Perekonomian dan mantan Kabulog era Presiden Abdurrahman Wahid. 

"Kalau Abraham Samad integritas dan komitmennya masih diragukan karena tidak berani membongkar kasus Bank Century, kasus Hambalang dan SKK Migas yang melibatkan Cikeas. Kalau Jimly itu, orangnya tulus atau nothing to losse dalam mengabdi pada negara, sehingga tidak cocok jadi cawapresnya," kata mantan politisi PDIP ini.

Sedangkan peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), I Gede Aradea Permadi Sandra, mengatakan, dalam survei yang dilakukannya menempatkan Rizal Ramli dan Abraham Samad memperoleh tertinggi di atas 60 persen. 

"Sementara Jusuf Kalla, Mahfud MD, Hatta Radjasa, Jimly Assidiqie, Moedolko dan lain-lain memperoleh poin dibawah 50 persen," kata Gede.

Sehingga apabila Jokowi akan dipasangkan dengan Jusuf Kalla, kata Gede, jelas bertentangan dengan nilai berjuangan PDIP dan Soekarno. 

"Masyarakat akan ingat, kalau Jusuf Kalla dulu mendukung pencabutan subsidi BBM. Dan hal itu akan diingat terus oleh masyarakat, karena Jusuf Kalla yang akan lebih berperan. Kenaikan BBM lagi bukan hal mustahil, jika Cawapresnya Jusuf Kalla," katanya.

Sementara Koordinator Koalisi Indonesia Bersih (KIB), Adhie Massardi, mengatakan, jika Jusuf Kalla yang menjadi Cawapres Jokowi tentu dalam kemimpinannya akan direcokin dan intervensi oleh mantan Wakil Presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. 

"Nanti presiden pertamanya Jusuf Kalla, presiden keduanya Megawati dan Jokowi presiden ketiga. Kita ingin Jokowi itu ya presiden, tidak dibayang-bayangi. Karena itu, Koalisi Indonesia Bersih menilai yang tepat mendapamping Jokowi adalah Rizal Ramli," kata Adhie. 

Editor: Surya