Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gudang Penimbunan Solar Menjamur di Batam, Mobil Pelangsir Mengular di SPBU
Oleh : Gokli
Jum'at | 25-04-2014 | 14:24 WIB
antre spbu batam centre.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Antrean kendaraan pencari solar di SPBU Batam Centre.

BATAMTODAY.COM, Batam - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di sejumlah SPBU Batam mengalami kelangkaan. Hal ini diduga akibat keberadaan gudang penimbunan solar ilegal yang kian menjamur di Batam.

Sejumlah SPBU yang terletak di wilayah Sagulung dan Batuaji, Jumat (25/4/2014) pagi dipadati mobil-mobil pengguna BBM solar. Antrian yang mengular sampai ke bahu jalan itu didominasi mobil yang terindikasi pelangsir atau pencoleng solar.

Mobil terindikasi pencoleng solar itu sebagian besar menggunakan tangki modifikasi, dan ada juga yang menggunakan modus membawa jerigen sampai belasan unit.

Kendati Pertamina Cabang Kepri sudah mengeluarkan Kartu Survei Bio Solar guna membatasi penggunaan BBM solar bersubsidi di Batam, ternyata tak juga bisa mengurangi upaya penyelewengan di sejumlah SPBU. Bahkan, keberadaan Kartu Survei Bio Solar tersebut seakan menjadi payung hukum bagi para pencoleng solar.

Pasalnya, tak jarang para pelangsir solar itu bisa memiliki tiga sampai lima kartu untuk satu mobil. Bahkan ada juga yang memiliki lebih dari 10 Kartu Survei Bio Solar untuk satu mobil yang digunakan melangsir solar bersubsidi tersebut ke gudang-gudang penimbunan.

Informasi yang diperoleh BATAMTODAY.COM dari sejumlah sopir pelangsir solar, Kartu Survei Bio Solar yang dikeluarkan Pertamina itu dengan sangat mudah mereka dapatkan, asal memiliki kedekatan dengan pengelola SPBU. Memang, Kartu Survei Bio Solar itu membatasi penggunaan satu hari hanya 30 liter, tetapi jika satu mobil memiliki 10 kartu, artinya satu mobil pelansir dapat mengisi BBM solar sampai dengan 300 liter per sekali pengisian.

"Karena banyaknya pemain atau memang betulan langka tak jelas juga. Tapi untuk ngisi 3-5 kartu per hari masih bisa, asal sabar aja antri panjang," kata Tb, salah satu sopir mobil pelangsir solar yang ditemui di salah satu SPBU di daerah Batuaji.

Dikatakan Tb, lokasi gudang solar paling banyak terdapat di pinggir jalan Trans Barelang. Gudang-gudang yang hanya ditutupi pagar seng tersebut kelihatan dengan jelas dari jalan jika melintas ke arah Barelang. Lokasi gudang berikutnya terdapat di daerah Batuaji dan Sagulung.

"Kita tinggal pilih aja mau antar ke gudang mana. Siapa yang bayar tinggi tentu pelangsir lebih banyak jual ke gudang itu. Tapi banyak juga yang sudah memiliki langganan tetap," jelas Tb.

Melihat kondisi sekarang ini, diharapkan pemerintah dan aparat penegak hukum tak tinggal diam atau menutup mata. Pasalnya, solar yang disubsidi oleh negara tersebut diperuntukkan untuk masyarakat kalangan menegah ke bawah, bukan untuk penimbun yang kemudian dijual ke perusahaan.

Kian maraknya pelangsir dan gudang penimbunan solar di Batam, mendapat sorotan dari kalangan mahasiswa. Mereka mendesak supaya Pemerintah Kota Batam dan Pertamina cabang Kepri mencabut izin operasi SPBU yang turut melakukan penyelewengan.

Ketua Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara (IMSU) Batam, Oloan Ritonga, mengatakan aparat penegak hukum dalam hal ini Polisi harus mampu bertindak tegas terhadap para pelansir solar dan juga pemilik SPBU yang turut melakukan penyelewengan. Bahkan, lanjutnya, Polisi harus berpihak terhadap kepentingan masyarakat banyak dibading kepentingan para mafia solar di Batam.

"Kami minta Pertamina cabang Kepri dan Pemko Batam mencabut izin SPBU yang melakukan penyimpangan BBM solar bersubsidi. Kami juga mendesak Polisi untuk menangkap semua pelangsir solar dan pemilik gudang penimbunan," kata dia, saat dimintai tanggapannya terkait maraknya upaya pencurian solar bersubsidi dari SPBU di Batam.

Dalam waktu dekat, kata pria yang juga anggota Jaring Mahali Batam itu, pihaknya akan melakukan aksi demo ke Pertamina cabang Kepri dan Pemko Batam terkait penyelewengan BBM solar di Batam. Mereka mengaku sudah memiliki sejumlah bukti berupa foto, video, dan sejumlah nomor polisi mobil pelangsir solar. Para mahasiswa itu juga mengaku telah mengetahui sejumlah kendaraan yang memiliki belasan Kartu Survei Bio Solar untuk satu mobil.

Dijelaskannya, bukti foto yang mereka miliki itu sekilas mengenai praktik pelangsiran solar dari SPBU di siang hari. Sementara untuk video, pelangsiran solar di malam hari. Dimana, sejumlah SPBU dengan terang-terangan menjual solar terhadap oknum-oknum tertentu di malam hari.

Dalam video yang mereka abadikan itu, lanjutnya, sejumlah mobil pelangsir dengan tangki modifikasi menyedot solar bersubsidi dari beberapa SPBU. Penyelewengan itu dilakukan sekitar pukul 23.00 WIB - 04.00 WIB.

"Kami akan melakukan aksi di Batam, terkait maraknya penyelewengan solar. Jika pihak-pihak terkait masih tutup mata, maka jangan salahkan kami jika kasus ini akan kami sampaikan ke pusat. Ini tak bisa dibiarkan, kami harus serukan terus," tegas dia.

Editor: Dodo