Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Faktor Genetik Juga Pengaruhi Kecemasan Anak Pada Matematika
Oleh : Redaksi
Rabu | 02-04-2014 | 08:14 WIB

BATAMTODAY.COM - KETAKUTAN pada pelajaran matematika ada kaitannya dengan komponen genetik. Demikian hasil sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry.

Dalam laporan tersebut, menghindari masalah matematika oleh anak-anak dan orang dewasa bukanlah hanya pengawalaman awal yang buruk dengan matematika atau pengajaran yang buruk.

Untuk mencapai kesimpulan ini, penelitian itu melihat kecemasan matematika pada si kembar untuk menelisik kaitannya dengan komponen genetik.

Zhe Wang, penulis utama studi tersebut, menjelaskan hasilnya. "Kami menemukan bahwa kecemasan matematika, menyentuh kecenderungan genetik dalam dua cara, yakni kinerja kognitif masyarakat terhadap matematika dan kecenderungan mereka terhadap kecemasan," kata Wang seperti yang ditulis PsyBlog.

Dengan kata lain, orang cemas terhadap matematika bukan hanya karena mereka adalah orang-orang yang pada umumnya cemas dan mereka cemas tentang segala sesuatu, tetapi juga karena kemampuan matematika/berpikir mereka secara genetik miskin.

Tapi kecemasan dapat berarti orang merasa sulit untuk mengembangkan apa keterampilan matematika yang mereka miliki. "Jika Anda cemas, seringkali sulit untuk memecahkan masalah. Respon kecemasan sebenarnya menghambat kemampuan beberapa orang. Kita harus membantu anak-anak belajar untuk mengatur emosi mereka sehingga kecemasan tidak menghambat mereka untuk mencapai yang terbaik dalam matematika," imbuh Wang.

Penelitian ini menemukan bahwa hanya sekitar 40 persendari kecemasan terhadap matematika merujuk ke faktor genetik, baik kecemasan umum dan kemampuan kognitif gabungan. Sisanya, 60 persen adalah terkait dengan perbedaan di lingkungan di rumah, di sekolah dan di tempat lain.

Mengapa harus kembar?

Temuan ini didasarkan pada tes 216 orang kembar identik dan 298 kembar fraternal sejenis.

Anak kembar sering digunakan dalam penelitian semacam ini karena mereka berbagi faktor lingkungan yang sama, seperti orang tua, pendapatan keluarga, lingkungan, dan sebagainya. Kembar identik memiliki kode genetik yang sama di atas faktor lingkungan yang sama, sedangkan kembar fraternal hanya kebetulan lahir pada waktu yang sama.

Hal ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan kembar fraternal dengan kembar identik untuk memeriksa efek dari gen, sekaligus menjaga dampak lingkungan (orang tua, saudara, faktor sosial ekonomi dan lain-lain) adalah sama.

Salah satu penulis studi tersebut, Profesor Stephen Petrill, mengatakan, Faktor genetik dapat memperburuk atau mengurangi risiko melakukan hal buruk pada matematika.

"Jika Anda memiliki faktor risiko genetik untuk kegelisahan matematika dan kemudian Anda memiliki pengalaman negatif di kelas matematika, hal itu mungkin membuat pembelajaran tersebut menjadi jauh lebih sulit," paparnya.

"Ini adalah sesuatu yang harus kita perhitungkan ketika kita sedang mempertimbangkan intervensi bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam matematika," katanya. (*)

Editor: Roelan