Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Juara Pertama Lomba Cipta Baca Puisi

Bocah Penyandang Difabel yang Ditolak Sekolah Ini Jadi Wakil Kepri ke Pentas Nasional
Oleh : Habibi
Selasa | 25-03-2014 | 11:00 WIB
Kevin.jpg Honda-Batam
Ekspresi Kevin merayakan kemenangan dengan pialanya.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kevin mampu mengukir prestasi meski semua sekolah negeri dan beberapa sekolah swasta di Tanjungpinang menolak untuk menerimanya sebagai siswa. Tapi, bocah penyandang tunadaksa ini berhasil menjadi juara pertama lomba cipta baca puisi pada ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) jenjang SMP.

Siswa kelas VII SLB Negeri Tanjungpinang ini berhasil menyingkirkan lima orang pesaingnya dalam perlombaan tersebut. Kevin berhak mewakili Kepri ke ajang nasional.

Kebahagiaan luar biasa yang diekspresikan dari seorang bocah penyandang difabel ini tak urung meluruhkan perasaan para pendamping dan para undangan yang hadir saat penyerahan hadiah tersebut. Semua orang bertepuk tangan karena turut senang dengan kemenangan Kevin.

Puisi hasil karyanya sendiri yang berjudul "Ibu" menjadi puisi favorit dan membawa Kevin menjadi pemenang dalam lomba tersebut. Meskipun susah untuk berucap dan mengatakan sesuatu, Kevin tampak sangat gembira dengan bertepuk tangan dan mengangkat pialanya usai menerima hadiah dari Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepri, di Plaza Hotel Tanjungpinang, Minggu (23/3/2014) malam kemarin.

Tidak ada air mata di pipinya, namun melihat kemenangan Kevin, banyak air mata yang menetes dari para guru dan pendamping Kevin. Sejumlah peserta menyorotkan gadget mereka, merekam aksi kebahagiaan kevin saat menerima piala yang baginya sangat berharga dan besar nilainya.

Penyandang tunadaksa atau cerebal palsy yang jago berbahasa Inggris ini sulit diwawancarai mengingat dia kesulitan untuk mengucapkan kata-kata. "Sayalah pemenang," kata Kevin.

Kevin, siswa tunadaksa di SMPLB Negeri Tanjungpinang ini beberapa waktu lalu menyampaikan hasratnya yang menggebu-gebu untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah umum didepan forum workshop guru pendamping khusus anak berkebutuhan khusus (ABK) se-Provinsi Kepri, di Plaza Hotel Tanjungpinang, Rabu (19/3/2014) sore.

Namun kegalauan tersebut hanya dapat diluahkan tanpa adda jalan keluar, niatnya itu harus pupus, hampir semua SMP negeri di Tanjungpinang tak bersedia menampungnya. Sekolah-sekolah "pelat merah" itu menolak karena merasa tak sanggup untuk mendidiknya. Sementara beberapa SMP swasta lainnya juga geleng kepala.

Terkait hal ini, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, mengaku prihatin. Lis mengimbau kepada semua kepala sekolah agar tidak menolak siswa berkebutuhan khusus jika memang mereka sudah teruji mampu ikut belajar di sekolah umum.

Lis pun mengatakan, pihak sekolah tidak boleh pilih kasih dalam menerima siswa. Oleh karena itu dia sangat mengimbau kepadda sekolah agar menerima siswa-siswi berkebutuhan khusus yang mampu ikut belajar. (*)

Editor: Roelan