Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ilmuwan di Wina Kembangkan Bahan Bakar Bio dari Buah Zaitun
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-03-2014 | 08:05 WIB

BATAMTODAY.COM, Wina - Para ilmuwan di Universitas Teknologi Wina, Austria, sedang mengembangkan teknologi konversi biomassa menjadi gas. Di Austria serta sejumlah negara Eropa lainnya, gas ini digunakan untuk menjalankan generator dan memroduksi listrik.

Kini masalahnya adalah bagaimana membeli biomassa yang terjangkau agar dapat bersaing dengan sumber energi terbarukan dan bahan bakar fosil. Mengingat harga kayu dan hasil pertanian yang terus melambung, Uni Eropa membiayai sebuah proyek yang bertujuan mengubah pomace -yang tersisa dari buah zaitun setelah minyaknya diperas- menjadi bahan bakar bio.

"Pada akhir proses terdapat residu dan tidak ada minyak zaitun lagi yang tersisa. Jadi, ini semacam materi limbah dari kilang minyak zaitun, namun konten energinya masih cukup tinggi," ungkap Stefan Müller, seorang periset senior di Universitas Teknologi Wina, kepada DW.

Proyek Phenolive bertujuan memaksimalkan nilai buah zaitun. Di laboratorium Phenobia, sebuah start-up yang digagas Universitas Bordeaux, para peneliti mengidentifikasi senyawa yang dapat diambil dari pomace zaitun setelah minyaknya diperas dan sebelum diubah menjadi energi.

"Laboratorium khusus menganalisa fenol dari berbegai tipe bahan mentah untuk produk akhir seperti kosmetik, suplemen makanan atau makanan," papar direktur Xavier Vitra kepada situs Perancis LaBiotech. Ia menambahkan bahwa mengambil polifenol akan menambah nilai bagi pomace.

Sejumlah wilayah produsen zaitun di Eropa telah membakar pomace zaitun sebagai bahan bakar, namun Müller ingin menganalisa residu dan sepenuhnya menginvestigasi potensi energinya. Kegunaan lain dari pomace termasuk kompos dan pupuk. Instalasi ini mengubah biomassa menjadi gas

Tim riset universitas juga memproduksi bahan bakar cair dari biomassa. Dan mereka mengatakan ini berpotensi memungkinkan industri zaitun untuk menjalankan kendaraan transportasi mereka dengan bahan bakar dari hasil residu zaitun. Sebuah instalasi gasifikasi yang dikembangkan di Güssing, Austria, sudah memproduksi bahan bakar cair bagi kendaraan.

"Idenya adalah penyulingan bio. Sumber daya terbarukannya memproduksi bahan bakar masa depan," ucap insinyur Johannes Schmid. Targetnya, katanya, adalah untuk mendemonstrasikan bahwa penyulingan tidak perlu membakar bahan bakar fosil.

Eropa memproduksi 80 juta ton pomace minyak zaitun setiap tahun, menurut proyek Phenolive. Apabila proyek ini berhasil, tentu industri zaitun akan menguat dan biayanya, terutama untuk energi, akan banyak berkurang. (*)

Sumber: Deutsche Welle