Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Barang Antik Saat Tangkapan dan Penyerahan Berbeda
Oleh : Charles Sitompul
Sabtu | 15-03-2014 | 15:33 WIB
Sejuml_ah_barag_Bukti_berupa_Keramik_Benda_cakarbudaya_yang_diamankan_TNI-AL_di_Perairan_Mapur_Bintan.jpg Honda-Batam
Ratusan barang antik yang diamankan TNI AL di Perairan Mapur Bintan, beberapa waktu lalu. (foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Jumlah barang antik berupa keramik peninggalan Dinasti Ming yang diamankan Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI AL di Mapur, Bintan, berbeda antara saat tangkapan dengan keterangan dalam berkas serah terima barang ke Dinas Kebudayaan Kepulauan Riau (Kepri).

Dari data rilis Lantamal IV kepada media satu hari setelah penangkapan, total jumlah barang antik  yang berhasil diamanakan dari KM Trinias sebanyak 546 buah, berupa barang antik pecah-belah, seperti kendi, cawan, cangkir, piring dan sejenisnya.

"Saat diperiksa, nahkoda kapal tidak bisa menunjukan dokumen berlayar Kapal yang sah. Selain kita juga menemukan muatan berupa benda-bendar cagar budaya sebanyak 546 buah yang diduga merupakan hasil pengangkatan dari dasar laut secara ilegal," ujar Komandan KRI Teluk Gilimanuk-531, Mayor Laut Erry Pratama Yoga, saat itu.

Hal itu juga diperkuat dengan ditemukannya peralatan selam, di antaranya kompresor, kacamata selam (google), baju selam, dan selang oksigen kurang lebih 300 meter.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Arifin Nasir, mengaku, berdasarkan berita acara dan jumlah barang yang diterima dari Lantamal IV, pihaknya hanya menerima sekitar 460-an buah benda cagar budaya berupa barang karamik, cawan, cangkir dan piring lainya.

Saat ini, kata Arifin Nasir, barang tersebut sudah di periksa dan diregister untuk disimpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Tanjungpinang menunggu dilakukan pemindahaan ke Gedung Budaya yang sebentar lagi akan siap.

"Saat ini sudah kita amankan sesuai dengan arahan Dirjen Kebudayaan. Jumlahnya ada sekitar 460-anlah. Sementara, barang-barang itu kita simpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah-Tanjungpinang," ujarnya. (*)

Editor: Roelan