Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kisruh Internal Jelang Ujian Nasional

12 Guru Mundur, Aktivitas Belajar Mengajar di SMK Indera Sakti Tanjungpinang Lumpuh Total
Oleh : Habibi
Kamis | 13-03-2014 | 20:27 WIB
SMK_Indar_Sakti_tampak_lengang,_tidak_ada_aktifitas_dikarenakan_siswa_dipulangkan_dan_12_orang_guru_bereenti_mengajar.jpg Honda-Batam
SMK Indar Sakti tampak lengang, tidak ada aktivitas dikarenakan siswa dipulangkan akibat 12 orang guru mengundurkan diri sejak Rabu (12/3/2014). (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sebanyak 12 orang guru di SMK Swasta Indera Sakti mengundurkan diri pada Rabu (12/3/2014) kemarin. Alhasil, sejak hari itu seluruh kegiatan belajar di sekolah kejuruan di bawah Yayasan Pendidikan Indera Sakti itu lumpuh total. Padahal, sekitar tiga pekan lagi ujian nasional akan dilaksanakan.

Ketua Yayasan Pendidikan Indera Sakti, Rio Rina Suryani, mengakui, pengunduran diri belasan guru itu memang sangat mempengaruhi siswa. Sebab, katanya, ujian nasional sudah di ambang pintu.

Namun, Rina mengaku belum dapat berbuat banyak dan ingin meluruskan permasalahan internal yang ada di sekolah saja terlebih dahulu.

"Guru ini mundur karena mereka ingin pihak yayasan mengangkat mantan pejabat sementara kepala sekolah SMK, yaitu Pak Yudi, dan mengangkat guru PNS yang menghonor di sekolah, Ibu Melva sebagai Wakil Kurikulum. Kami tidak mau. Oleh karena itu mereka menuntut untuk mundur dari sekolah dan menyampaikan surat secara tertulis kepada kami," ungkap Rina saat ditemui di kantornya, Kamis (13/3/2014).

Rina menuturkan, alasan pihak yayasan tidak bersedia mengangkat kembali Yudi sebagai kepala sekolah dikarenakan yang bersangkutan sangat tertutup. Selama menjabat sebagai pejabat sementara kepala sekolah, pihak yayasan tidak pernah mendapatkan laporan sedikit pun tentang keadaan sekolah, termasuk pengelolaan keuangan.

Alhasil, karena diperlakukan demikian, pihak yayasan menurunkan jabatan Yudi dan menggantikan dengan Riswandi.

"Kita tetap tidak mau mengangkat yang bersangkuan karena kita menilai kinerjanya tidak bagus, tidak terbuka. Karena sekolah ini milik yayasan, bukan sekolah mereka, kenapa harus tertutup? Banyak, kok, sekolah swasta lain, tapi pihak sekolah terbuka dengan yayasan," ujar Rina.

Terkait siswa yang bakal menjadi korban permasalahan internal antara guru dan pihak yayasan, Rina mengaku akan secepat mungkin mencari jalan keluarnya.

"Kita akan berbicara dengan guru. Satu per satu akan kita panggil. Setelah mereka memang fix akan mundur, maka kita akan mencari pengganti guru yang lain," kata Rina.

Bahkan, katanya, para siswa yang tidak mau ketinggalan pelajaran pelajaran karena UN sudah di depan mata, tidak mau diperlakukan seperti itu. Para siswa ini mengambil keputusan sendiri untuk membicarakan hal tersebut dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Dadang AG.

Namun pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, persoalan itu merupakan permasalahan internal antara yayasan dan guru.

"Yang jelas kita minta kepada pihak yayasan agar menggesa mencari jalan keluar, karena siswa yang jadi korban keegoisan mereka," kata Dadang saat dihubungi, Kamis (13/3/2014).

Pantauan BATAMTODAY.COM, tidak terlihat aktivitas belajar mengajar di sekolah yang terbilang tua itu. Kondisi sekolah tampak sepi. Hanya beberapa orang siswa saja yang terlihat dari jumlah total siswa sebanyak 105 orang. (*)

Editor: Roelan