Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indeks Pencemaran Udara di Batam Masih Normal
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 05-03-2014 | 15:58 WIB
kabut-asap-seraya.jpg Honda-Batam
Foto kabut asap yang pernah menyelimuti udara Batam pada medio Juni tahun lalu yang diambil dari Bukit Seraya. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Batam masih dalam kategori normal. Hal itu diketahui dari hasil pembacaan alat ISPU yang dipasang di empat titik di Batam, menyusul musim kemarau panjang dalam dua bulan terakhir.

"Dari empat alat yang dipasang itu, didapat kesimpulan jika ISPU di Batam masih kategori normal atau udara di Batam tidak membahayakan meskipun dilanda kebakaran setiap hari dan musim kemarau," ujar Sri Rupiati, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Batam, Rabu (5/4/2013).  

Dia mengatakan, keempat alat itu dipasang di Baloi Permai, Sekupang, Bandara Hang Nadim dan Sagulung. Untuk memantau kondisi udara itu, Dinas Kesehatan Kota Batam telah bekerja sama dengan Balai Laboratorium Teknis Kesehatan dan Kementerian Kesehatan RI. 

Indeks Standar Pencemar Udara atau ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. ISPU ditetapkan berdasarkan lima pencemar utama, yaitu CO, SO2, NO2, Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10).

Sri menjelaskan, ISPU 1 - 50 mmHG, dan itu termasuk kategori rendah. Sedangkan 50 - 100 kategori sedang, dan di atas 100 termasuk tinggi. Saat ini IPSU di Batam masih 80 mmHg, artinya udara Batam masih aman.

Masih normalnya ISPU Batam ini, kata Sri, juga berpengaruh pada jumlah pasien penderita gangguan pernafasan yang tergolong normal. "Dari laporan puskesmas ke kami, belum ada peningkatan jumlah pasien ISPA. Masing-masing puskesmas angkanya beda-beda, tapi rata-rata 100 pasien per bulannya," ujar Sri.

Sejauh ini pihaknya pun belum menetapkan kebijakan khusus bagi masyarakat Batam yang keluar rumah akibat kemarau panjang dan kebakaran hutan. Kendati demikian, Dinas Kesehatan berencana membudayakan penggunaan masker kepada masyarakat.

"Kalau di atas 100 mmHg, tindakan yang akan kami lakukan adalah penyuluhan dan membagikan masker kepada masyarakat, atau keluar rumah seperlunya saja juga akan kami tetapkan. Tapi sejauh ini belum ada dilakukan," ujar Sri

Dia mengakui, tahun lalu ISPU Batam pernah di atas 100 mmHg akibat menerima dampak asap kebakaran hutan yang melanda Riau. Awal tahun in ipun kebakaran hutan kembali terjadi di Riau hanya saja belum berdampak kepada kondisi udara di Batam.

"Arah tiupan anginnya nggak ke Batam, makanya saat ini pun tidak terjadi peningkatan angka ISPU-nya," terang Sri. (*)

Editor: Roelan