Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tingkat Polusi Udara di Beijing 800 Persen Lebih Tinggi dari Ambang Batas WHO
Oleh : Redaksi
Sabtu | 01-03-2014 | 12:32 WIB

BATAMTODAY.COM - Kondisi lingkungan di Cina kian mencemaskan. Tingkat polusi udara di Beijing, ibu kota Cina, sudah delapan kali lipat di atas ambang batas keselamatan yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Dikutip dari Natural News, Bloomberg melaporkan bahwa sampel udara yang diambil baru-baru ini oleh Pusat Pemantauan Lingkungan Kota Beijing mengungkapkan, tingkat partikulat (PM2.5) yang melayang di udara di bawah 200 mikrogram per meter kubik (mcg/m3), atau sekitar 800 persen lebih tinggi dari batas WHO dari 25 mcg/m3.

Bentuk partikulat yang paling mengancam, PM2.5, adalah sebutan yang diberikan untuk partikel yang sangat halus dengan ukuran diamter yang lebih kecil dari 2,5 mcg. Badan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyatakan PM2.5 sebagai jenis yang paling berbahaya dari polusi partikulat bagi manusia karena mudah dihirup dan, karena ukurannya yang kecil, mampu mengendap dan terkumpul di dalam paru-paru dan sistem pernapasan.

Menurut laporan, tingkat PM2.5 berukuran 198 mcg/m3 terdeteksi di Lapangan Tiananmen sekitar pukul 11 siang pada 22 Februari lalu dan mendorong Departemen Perlindungan Lingkungan Cina untuk mengirimkan 12 kelompok investigator ke tiga provinsi di Cina yang berbeda untuk melihat apakah otoritas lokal di sana mengikuti pedoman lingkungan yang tepat. Ini termasuk menegakkan peraturan pada industri yang sarat polutan seperti pada produksi baja dan batubara.

Pada Desember, para pejabat Cina mengumumkan bahwa lebih dari 3,33 juta hektar lahan pertanian yang subur sekarang terlalu tercemar untuk ditanami tanaman.

Wakil Menteri Pertanahan dan Sumber Daya Cina, Wang Shiyuan, kepada wartawan pada konferensi pers tepat setelah Natal bahwa semua operasi pertanian di tanah tercemar ini harus segera dihentikan bagi upaya perbaikan dan pembersihan. Namun Wang tidak mengomentari apakah makanan yang sudah ditanam dan dipanen dari lahan tercemar ini masih akan diizinkan untuk dijual eceran.

Dengan luas lahan garapan seluas Belgia sekarang telah hilang, Beijing mengalami "badai" polusi udara terburuk dalam sejarah pada bulan Januari.  Tidak mengherankan jika Cina terus-menerus diberitakan telah menjual dan mengekspor makanan tercemar. 

Menurut pemerintah Cina, negara membutuhkan setidaknya 120 juta hektar lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangannya, jumlah yang sekarang hampir mencapai. (*)

Editor: Roelan