Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapolda Kepri Enggan Tanggapi Lambannya Pengungkapan Pembunuhan Auditor BPKP
Oleh : Hadli
Senin | 24-02-2014 | 19:01 WIB
kapolda-kepri-endjang-sudrajat.jpg Honda-Batam
Kapolda Kepri, Brigjen Pol. Endjang Sudradjat.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolda Kepulauan Riau, Brigjen Pol Endjang Sudradjat enggan menanggapi atas laporan keluarga korban pembunuhan seorang auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Krisman Irianto Hutahaean, ke Mabes Polri.

Saat dikonfirmasi, Senin (24/2/2014), Endjang enggan berkomentar walaupun kasus pembunuhan itu sudah berlangsung dua pekan lalu.

Sebagaimana yang telah diberitakan sebelumnya, melalui Kuasa hukum keluarga korban, Loncar Sitinjak yang ditemui redaksi BATAMTODAY.COM di Jakarta, saat melaporkan ke Mabes Polri, agar dapat menekan Kapolda Kepri dan jajarannya untuk segera mengungkap Auditor Negara yang sedang menjalankan tugas.   Keluarga korban meminta Mabes Polri segera membongkar kasus pembunuhan tersebut. Mengingat, hingga saat ini kasus pembunuhan tersebut masih misterius dan belum ada perkembangan yang signifikan.

Loncar Sitinjak, mengatakan, pihaknya mendesak Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Komjen Suhardi Alius untuk memerintahkan jajarannya yakni Polda Kepri, Polres Balerang dan Polsek Sekupang agar serius mengungkap kasus pembunuhan ini. 

"Minta perlindungan hukum dan keadilan, artinya ada kepastian hukum, apa motifnya siapa pelakunya, agar keluarga nyaman, tak resah, atau ketakutan, dan supaya pimpinan tertinggi Polri mengawasai kinerja bawahannya supaya betul-betul kerjakan tanggung jawabnya mengusut kasus ini dengan cepat dan terang. Siapa pelakunya, motifnya apa," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, dalam penangan kasus ini keluarga sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Namun, sudah dua pekan belum ada kejelasan dan titik terangnya.

"Belum ada titik terang penyidikan oleh Polsek setempat, kami kecewa atas kinerja polisi setempat," ujarnya. Menurutnya, korban adalah orang yang bekerja untuk negara, seharusnya ini bisa ditangani dengan cepat dan maksimal agar kekhawatiran yang berkembang di masyarakat dan karyawan BPKP Kepri bisa hilang.

"Ini yang meninggal auditor negara, bukan orang biasa. Auditor negara kan menjalankan pekerjaan untuk kepentingan negara, oleh karena itu kami mendesak mabes selaku pimpinan tertinggi kepolisian untuk memerintahkan jajarannya supaya serius dan maksimal," ujarnya.

Sebelum dibunuh, kata Sitinjak, korban melakukan beberapa pekerjaan, salah satunya mengaudit laporan keuangan RSUD Tanjungbalai Karimun.

"Beliau meninggal setelah menjalankan audit di RSUD, tapi gak tahu perkembangan berita itu langsung menghilang," ungkapnya.

Dia mengatakan, laptop milik korban yang berisi data pekerjaan dan handphone hilang. Sementara untuk dompet dan lain-lain tidak dibawa kabur pelaku.

"Andaikata ini pembunuhan kriminal, kenapa ini sampai begitu kejam, kenapa cuma laptop dan hp yang hilang, dokumen-dokumen di lemari berantakan," pungkasnya.

Dia berharap setelah mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Kepolisian setempat bisa mengungkap kasus ini dengan seterang-terangnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Ronny F Sompie mengatakan, proses penyelidikan dan penyidik tergantung dengan bukti-bukti yang ada mulai saat dilaporkan, ditemukan, olah TKP dan mencari saksi-saksi.

"Semua bergantung bukti-bukti yang ditemukan penyidik. Tapi yang harus diyakini masyarakat, polisi selaku penyidik terus berupaya mengungkap kasusnya. Hanya soal waktunya," katanya saat dikonfirmasi.

Dia mencontohkan kasus penembakan anggota Polri, yang baru bisa diungkap setelah berbulan-bulan dilakukan penyelidikan.

"Jadi pengungkapannya itu hanya masalah waktu, namun kami didukung info yang bisa diupayakan diselidiki sebagai sarana menemukan bukti-bukti yang menguatkan untuk lengkapi berkas pekaranya, itu akan mempercepat penyelesaian kasus," ujarnya.

Editor: Dodo