Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menulis Jauhkan Siswa dari Pengaruh Narkoba
Oleh : Dodo/Rilis
Rabu | 29-01-2014 | 11:30 WIB
FAM-bimbingan-menulis-1.jpg Honda-Batam
Muhammad Subhan bersama siswa SMA Negeri 1 Rambatan, Tanah Datar, Sumatera Barat, usai pelaksanaan bimbingan menulis di sekolah itu. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batusangkar - Kegiatan tulis-menulis dapat menjauhkan siswa dari segala macam pengaruh narkoba dan zat adiktif lainnya. Menulis juga melatih mental siswa untuk selalu berpikir positif dan optimis menjalani hidup.

"Kalau lagi galau dan dirundung masalah, jangan cari pelarian ke narkoba, tapi menulislah," ujar Muhammad Subhan, pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia di hadapan siswa SMA Negeri 1 Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (27/1/2014), dalam kegiatan penyuluhan narkoba bersama Tim Polres Tanah Datar di sekolah itu.

Pada kesempatan tersebut, Muhammad Subhan memberikan bimbingan kepenulisan kepada siswa SMA Negeri 1 Rambatan dan mengarahkan mereka untuk menyukai kegiatan tulis-menulis.

"Kegiatan apa pun, sebelum mencintai kegiatan itu, harus dimulai oleh rasa suka. Begitupun menulis, mulailah menyukainya sehingga kelak benar-benar menjadi kegiatan bermanfaat," kata penulis novel 'Rinai Kabut Singgalang' itu.
 
Menurutnya, keterampilan menulis sangat penting bagi siswa. Nanti, setelah siswa masuk ke jenjang perguruan tinggi, tugas yang paling banyak diberikan dosen kepada mereka adalah menulis makalah hingga menulis penelitian sebagai tugas akhir.

"Jika tidak punya keterampilan menulis sejak dini, setelah menjadi mahasiswa banyak yang kelabakan karena tidak mampu menulis," papar alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Imam Bonjol Padangpanjang itu dalam rilis yang diterima BATAMTODAY.COM, Rabu (29/1/2014).

Promotor acara, Destia Sastra, dari LSM Ciba Tanah Datar mengungkapkan, penyuluhan bahaya narkoba tersebut bekerjasama dengan Polres Tanah Datar serta sekolah-sekolah yang dikunjungi. Tujuannya agar pelajar dapat mengenal jenis-jenis narkotika serta bahayanya.

"Selain penyuluhan narkoba, juga diisi dengan materi bimbingan menulis dari Tim FAM Indonesia," katanya.
 
Kopdar ke-15 FAM Surabaya
 Di Surabaya, FAM Cabang Surabaya mengadakan silaturahim bersama pengurus dan anggotanya dengan tajuk 'Kopi Darat (Kopdar) ke-15'. FAM Surabaya salah satu kepengurusan FAM Indonesia yang aktif menggelar pertemuan dan diskusi kepenulisan.

Kopdar tersebut berlangsung di gazebo kampus Unitomo Surabaya, Ahad (26/1/2014) dihadiri. Pengurus dan anggota FAM Surabaya di antara yang hadir adalah para penulis buku antologi cerpen 'Meraih Impian' yang penerbitannya digagas FAM Surabaya.

Menurut Koordinator FAM Surabaya Yudha Prima, dalam pertemuan itu para penulis buku 'Meraih Impian' bercerita tentang proses kreatif mereka. Salah seorang penulis, Arta Laras, yang masih berstatus siswi SMP 15 Surabaya menuturkan, ia menulis karena sumber ide bertebaran di mana-mana. "Bertebarannya sumber
ide inilah yang menjadikan menulis itu tidak sulit," katanya.
 
Kunjungan FAM Riau
Sementara itu, pada Senin (27/1/2014), Koordinator FAM Wilayah Riau, Surya Hardi (Murdoks), mengunjungi kantor pusat FAM Indonesia di Jalan Mayor Bismo No. 28, Pare, Kediri, Jawa Timur. Kunjungan perdana Surya Hardi itu dalam rangka silaturahim dan konsolidasi program kerja FAM Riau.
 
Surya Hardi (Murdoks) datang ke kantor FAM Indonesia didampingi Ardi Susanti (beserta suami), penyair asal Tulungagung yang juga Guru Berprestasi 2013 Tingkat Propinsi Jawa Timur dan pemenang penulisan naskah fragmen terbaik tingkat Jawa Timur selama 5 tahun berturut-turut (2007-2011).

Kunjungan tersebut diterima Sekjen FAM Indonesia, Aliya Nurlela, bersama beberapa Tim FAM Indonesia di kantor FAM. Kedua penyair ini juga menyumbangkan buku puisi, termasuk tiga jilid buku 'Puisi Menolak Korupsi' untuk koleksi perpustakaan FAM Indonesia.

"Selain berkunjung ke kantor FAM, Surya Hardi (Murdoks) sedang melakukan roadshow bersama sejumlah penyair Indonesia dalam rangka menyukseskan acara Puisi Menolak Korupsi," ujar Aliya Nurlela.

Editor: Dodo