Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akhir Pekan Indeks Parkir di 3,798.55

Komoditas Tekan IHSG, Tutup Pekan Minus 17 Poin
Oleh : sumantri
Jum'at | 06-05-2011 | 19:38 WIB
Grafiks_Indek_Harga_Saham_Gabungan_Jumat_6_Mei_2011.png Honda-Batam

PKP Developer

Grafiks Indek Harga Saham Gabungan Jumat 6 Mei 2011

Batam, batamtoday - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan, Jumat, 6 Mei 2011, ditutup melemah 17 poin dan 'ngendon' di zona merah. Indeks tak mampu bangkit dari tekanan anjloknya harga komoditas yang mengantar Indeks domestik parkir di teritori negatif, pada akhir pekan ini. Kondisi ini juga diikuti oleh indeks LQ45 yang juga terpuruk 3,20 poin ke level 677,61.

Sebagian pengamat bursa mencermati Indeks sepanjang sesi II bergerak konsolidatif, pengaruh utamanya adalah bursa regional dan global yang juga terpukul dan menderita pelemahan. Adapun penyebab lumpuhnya sektor komoditas, karena banyaknya aksi profit taking pelaku usaha terhadap sektor ini, setelah sekian lama tahun 2011 memberikan return dan gain yang besar. 

Tekanan pada IHSG bukan hanya dari sektor komoditas, ditengarai Dow Jones and S&P juga memberikan pengaruh buruk akibat pelemahan yang dialami dua bursa global tersebut, yang mengakibatkan koreksi tajam pada sektor komoditas.

Seiring dengan itu nilai tukar dolar terhadap mata uang asing mengalami penguatan sebesar 2 persen yang disusul melemahnya Yield T-Bone Amerika sebesar 6 bps (basis points) ke 3,16 persen.

Rentetan situasi tersebut juga menjalar ke harga minyak mentah dibursa NYMEX (New York Merchantile Exchange) yang melemah 8,6 persen ke level 99,80 dolar Amerika per Barel begitu juga minyak bumi jenis brent yang anjlok hingga 8,4 persen ke level 110,80 dolar Amerika per Barel.

Selain komoditas dan Dow Jones, IHSG juga mendapat serangan sentimen negatif dari imbas pengetatan liquiditas dari bank sentral China. Hal tersebut karena Cina merupakan importir terbesar di sektor komoditas seperti 'raw material'.

"Itu artinya jika bank sentral Cina mengetatkan likuiditasnya, maka akan menyebabkan penurunan permintaan (demand) terhadap berbagai komoditas dan terang saja hal tersebut akan berdampak negatif terhadap indeks," tutur Ridwan Novayanto, pengamat pasar bursa, seperti dikutip batamtoday dari keterbukaan informasi IDX, Jumat 6 Mei 2011.

Meski Indeks mengalami tekanan koreksi, investor asing masih mencatatkan aksi beli dengan nilai transaksi beli bersih (Net Foreign Buy) sebesar Rp239 miliar.

Pada penutupan akhir pekan ini, saham-saham yang mengalami penguatan (Top Gainers) adalah saham dari Emiten berkode SONA yang naik 525 poin ke level Rp2.700, Plaza Indonesia naik 300 poin ke level Rp3.200 dan AMFG yang juga naik 250 poin ke level Rp6.950.

Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan (Top Lossers) adalah saham dengan kode Emiten DSSA yang turun 1400 poin ke level Rp23.400, GDYR yang turun 900 poin ke level Rp10.800 dan UNTR yang juga turun 650 poin ke level Rp23.700.