Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Minyak Jelantah Ternyata Bisa Suburkan Tanaman
Oleh : Redaksi
Sabtu | 28-12-2013 | 09:05 WIB
minyak_jelantah.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Darwin - Jangan buru-buru membuang minyak goreng hasil olahan Anda. Minyak sisa penggorengan, yang dikenal sebagai jelantah, bukan cuma bisa digunakan untuk melumas baut yang karat atau engsel pintu yang ngadat. Minyak jelantah ini justru bermanfaat untuk menyuburkan tanaman.

Pakar Hortikultura dari Kawasan Teritori Utara telah menciptakan pupuk karbon untuk pohon buah-buahan dan sayuran yang terbuat dari minyak jelantah bekas menggoreng ikan dan keripik kentang. Chris Nathaniel, pakar hortikultura dari Tropiculture Australia menghabiskan waktu 10 tahun untuk menciptakan pupuk karbon berbahan dasar minyak jelantah tersebut.

Ide pupuk itu terinspirasi oleh bagusnya hasil panen dan beratnya buah mangga dari sebuah pohon yang tumbuh di samping pom bensin di Darwin. Chris Nathaniel mengatakan pohon itu tampaknya senang dengan bau karbon dari bensin, ia kemudian mencoba menciptakan replika dari zat penyubur karbon itu dari minyak sayur bekas pakai.

"Awalnya saya mengira pohon mangga itu subur karena menghirup uap bensin. Saya kemudian memulai percobaan dengan menyiramkan sedikit bensin di sekeliling pohon mangga yang diujicobakan untuk mengetahui apa hasilnya," Nathaniel berkisah.

"Kemudian saya menyadari apa yang terjadi, ternyata karbonlah yang membuat pohon mangga itu subur berbuah lebat dan besar," katanya.

Nathaniel mengatakan ia menghabiskan AUD$60,000 atau sekitar Rp600 juta untuk melakukan sekitar 160 kali pupuk percobaan guna mencari campuran komposisi nutrisi yang tepat. Menurutnya, tanaman dan pohon merespon baik pada minyak yang disemprotkan ke bagian daun mereka.

"Tapi Anda hanya perlu menyemprotkanya sedikit saja, cuma 15 mililiter per liter air. Selain itu, jangan menyemprotkan pupuk karbon ini terlalu sering, karena bisa-bisa minyak akan menutupi seluruh stomata atau pori pori pernafasan yang ada di daun," katanya.

Nah, mulai sekarang, barang bekas -termasuk minyak jelantah- masih bermanfaat, bukan? (*)

Sumber: Radio ABC Australia