Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Karang Diangkuti untuk Bangun Rumah, Nelayan Karas Mengeluh Susah Cari Ikan
Oleh : Habibi
Kamis | 12-12-2013 | 16:07 WIB
1456577_756460644367475_2134056510_n.jpg Honda-Batam
Tumpukan karang di rumah penduduk di Pulau Karas.

BATAMTODAY.COM, Batam - Eksploitasi sumber daya alam di Kelurahan Karas, memberi dampak bagi penduduk di pulau itu sendiri. Akibat pasir dan karang yang diangkuti ke darat untuk digunakan sebagai material bangunan, tangkapan nelayan setempat menurun drastis.

Keluhan ini disampaikan salah seorang nelayan setempat kepada BATAMTODAY.COM, saat mengunjungi pulau itu, Kamis (12/12/2013). Namun, nelayan yang tak bersedia namanya ditulis itu mengaku susah untuk menyalahkan penduduk dikarenakan memang hal itu telah menjadi kebutuhan baru masyarakat di kelurahan ini.

"Dapat (bantuan) rehab rumah kecil, cuma Rp7,5 juta, sementara warga maunya buat rumah beton. Mau ambil barang di Batam atau Tanjungpinang mahal dan susah. Jadinya gunakan apa yang ada di kampung sendiri," kata nelayan yang tinggal di kawasan Kampung Laut Tebuan, Desa Karas itu.

Namun, dia menyadari dampaknya. Semenjak pasir dikeruk dan karang diangkuti untuk kebutuhan membangun rumah, mereka harus lebih jauh berlayar mencari ikan.

"Ada pun sisa karang, tapi sudah tidak bagus lagi, dan ikan jarang main-main di situ. Kalau dulu karang masih bagus, di pantai pun banyak ikan yang bisa ditangkap. Tapi sekarang kami harus berlayar jauh," ungkap bapak tiga anak tersebut.

Namun, di musim gelombang besar saat ini, nelayan tak berani melaut. Sementara, perairan di dekat pantai sudah tak mungkin lagi menangkap ikan lantaran karang-karang sudah habis "disikat".

Mau tak mau, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak nelayan yang beralih profesi menjadi buruh bangunan dan berkebun. 

"Nak macam mana lagi," ucapnya pasrah. (*)

Editor: Dodo