Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akbid Anugerah Bintan Bantah Manipulasi Nilai Mahasiswa
Oleh : Habibi
Selasa | 10-12-2013 | 18:54 WIB
kampus-akbid-anugerah-bintan2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kampus Akbid Anugerah Bintan.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Ketua Panitia Ujian Semester Akademi Kebidanan (Akbid) Anugerah Bintan, Pratiwi, membantah tudingan puluhan mahasiswa yang menyatakan adanya manipulasi nilai.

"Memang, 55 orang itu adalah jalur khusus, dan saya memang panitia ujiannya. Tapi saya tidak bisa menjawab tentang dugaan manipulasi itu karena keputusan mengenai nilai itu bukan di tangan saya sendiri, melainkan di tangan direktur juga. Maka dari itu silahkan menjumpai direktur saja," ujar Pratiwi saat dihubungi, Selasa (10/12/2013). 

Sementara terkait dugaan mahasiswa yang meminta kunci jawaban dan jawaban mereka dicocokkan terkesan diundur-undur, Pratiwi mengatakan hal tersebut tidak benar. Menurutnya, dia tidak mau mencocokkan kunci jawaban dengan jawaban yang diisi mahasiswa karena yang mendapatkan nilai rendah harus mengikuti remedial. 

"Mereka meminta remedial dengan soal yang sama saat ujian pertama. Jadi, tidak mungkin dong saya memberikan kunci jawaban kepada mereka, nanti mereka malah bisa jawab semua. Makanya, saya memberikan kunci jawaban setelah mereka melakukan remedial," jelas Pratiwi. 

Direktur Akbid Anugerah Bintan, Asih Dwi Astuti (updated: sebelumnya tertulis Nova Susanti), belum bisa dikonfirmasi. Yang bersangkutan dikabarkan sedang berada di Jakarta ketika BATAMTODAY.COM ingin menemui di kampus tersebut. Ketika dihubungi, Asih tidak menjawab. Demikian pun dengan pesan singkat yang dilayangkan belum dibalas.

Memang Belum Layak Lulus
Sementara, Teguh Budiwiyono, Ketua Yayasan Anugerah Bintan, yang menaungi Akbid Anugerah Bintan, mengatakan, kampus sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan profesi bidan, memang tidak bisa seenaknya memberikan nilai.

"Sejatinya, tidak ada dosen yang mempersulit, mungkin ini memang untuk memperbaiki kompetensi para calon bidan. Karena dosen tidak bisa main-main, jika dipaksa lulus namun kompetensinya tidak baik nantinya lembaga juga yang disalahkan. Jadi, saya rasa tidak ada dosen yang berniat jelek untuk memanipulasi ataupun menghambat kelulusan mahasiswa," kata Teguh, yang dihubungi terpisah.

Teguh berasumsi, mahasiswa bersangkutan memang belum bisa dinyatakan lulus karena dosen juga menjaga nama lembaga dan kompetensi mahasiswanya.

"Bidan itu adalah profesi yang menyangkut nyawa, lho. Jika memang kompetensinya jelek tapi dibagus-bagusin, ujung-ujungnya kalau ada masalah lembaga juga yang disalahkan oleh masyarakat. Mahasiswa juga harus memikirkan itu sebenarnya," terang Teguh.

Kendati demikian, dia berharap masalah tersebut dapat diselesaikan secara baik dan dengan pikiran yang terbuka antara pihak kampus dan mahasiswa sehingga permasalahan tidak berkepanjangan. (*)

Editor: Dodo