Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

November 2013, Inflasi di Kepri Meningkat
Oleh : Roni Ginting/Rilis
Kamis | 05-12-2013 | 15:09 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Tekanan inflasi di Provinsi Kepri pada bulan November 2013 meningkat. Hal ini dipicu oleh kenaikan upah di sektor bangunan, lonjakan harga makanan, kenaikan uang tiket pesawat udara dan tarif listrik.

"Pada bulan November inflasi tercatat 0,53 persen (mtm) atau 8,32 persen (yoy). Lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 0,12 persen (mtm), kata Gusti Raizal Eka, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri melalui siaran pers pada Kamis (5/12/2013).

Dijelaskannya, pemicu kenaikan inflasi adalah kenaikan upah tukang bukan mandor, angkutan udara dan bahan pelumas. Sementara kelompok bahan makanan dengan harga bergejolak kembali memberikan andil inflasi yang cukup tinggi yaitu 0,19 persen atau 36 persen.

"Harga cabe merah, bawang merah dan daging sapi naik cukup tinggi disebabkan tersendatnya pasokan dari Jawa akibat tidak beroperasinya kapal Pelni serta gangguan pasokan dari Sumatera Utara," terangnya.

Apabila dilihat dari kota/kabupaten, Batam merupakan penyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,62 persen (mtm). Sementara angka inflasi kota Tanjungpinang relatif rendah yaitu 0,10 persen (mtm).

Inflasi Diperkirakan Terus Meningkat

Kedepan, tekanan inflasi diperkirakan cenderung meningkat baik di Batam maupun Tanjungpinang. Inflasi Kepri pada bulan Desember diperkirakan pada kisaran 0,4 persen sampai 0,5 persen (mtm). Potensi tekanan inflasi akan bersumber dari sejumlah faktor yakni hambatan distribusi bahan makanan akibat potensi gelombang angin utara.

"Kenaikan konsumsi masyarakat menjelang Hari Natal dan Tahun Baru serta kenaikan tarif udara yang masih akan terjadi pada bulan Desember seiring dengan peningkatan jumlah penumpang penyebab kenaikan inflasi bulan Desember," ujar Gusti.

Editor: Dodo