Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Strategi CEO Baru BlackBerry
Oleh : Redaksi
Selasa | 03-12-2013 | 15:59 WIB
zjohn-chen.jpg Honda-Batam
CEO sementara BlackBerry, John Chen. (foto: cbc.ca)

BATAMTODAY.COM - John Chen bulan lalu terpilih menjadi CEO sementara BlackBerry setelah perusahaan tersebut batal dijual ke pemegang saham terbesarnya. Chen memang tidak membagikan detail strategi untuk membangkitkan kejayaan pelopor smartphone tersebut, namun pelaksanaannya telah terlihat.

Pertama, Chen memberhentikan Direktur Operasional, Kristian Tear; Direktur Pemasaran, Frank Boulben; dan Direktur Keuangan, Brian Bidulka. Anggota dewan direksi, Roger Martin, yang sempat membuat kehebohan gara-gara pernyataannya, "CEO baru kami bukanlah orang bodoh seperti Anda semua", juga mengundurkan diri.

Berita penggantian direksi ini dirilis bersamaan dengan komentar Chen yang menunjukkan panduan strategi BlackBerry ke depannya. "Saya akan terus mengarahkan tim manajemen senior dan struktur organisasi serta memperbaiki strategi perusahaan. (Tujuannya adalah) untuk menjamin kami menghasilkan produk, keamanan mobile, dan manajemen perangkat terbaik melalui BES 10. (Kami juga bertujuan) menyediakan solusi pesan singkat multi-platform dengan BBM, dan memperluas adopsi sistem QNX," paparnya.

Kini dapat dilihat bukti pertama eksekusi strategi tersebut. BlackBerry minggu lalu mencapai kesepakatan yang menunjukkan upaya produsen smartphone mencari pijakan di pasar yang dulu dirajainya. 

Berita ini teredam oleh perilisan perdana BBM Channels, fitur terbaru BlackBerry untuk aplikasi BlackBerry Messaging (BBM) yang masih populer hingga kini.

BlackBerry menandatangani belasan perjanjian yang memungkinkan BBM dipasang di sejumlah ponsel Android buatan produsen di negara berkembang seperti Afrika, India, Indonesia, Amerika Latin, dan Timur Tengah. 

Berdasarkan perjanjian itu, BBM akan dipasang di smartphone dengan merek seperti Celkon, Micromax, Mito, Nexian, dan Zen. Tidak semua produsen tersebut terkenal di Barat, namun mereka adalah pemain signifikan di negara berkembang.

Perjanjian ini merupakan langkah yang patut dicatat. Meski BlackBerry kehilangan pangsa pasarnya di negara berkembang seperti Indonesia dan India, BBM masih cukup populer. 

Layanan ini bahkan kian terkenal saat BlackBerry membuka BBM bagi semua platform. Keputusan BlackBerry untuk memasangnya di ponsel low-end di negara berkembang membuat BBM lebih menarik bagi pengguna, mengingat mereka tidak dikenai biaya untuk mengunduh.

Dengan 80 juta pengguna aktif bulanan, BBM masih menjadi pemain kecil di pasar pesan singkat lintas platform. Segmen ini didominasi pemain seperti WhatsApp dan Line, yang memiliki ratusan juta pengguna aktif bulanan. 

Meski demikian, kesepakatan ini menjadi fondasi solid bagi BlackBerry. Ini juga memungkinkan mereka membangun solusi pesan singkat multi-platform, salah satu kunci bagi misi baru BlackBerry, seperti kata Chen. (*)

Sumber: The Wall Street Journal