Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kritis, PRT Asal Indonesia di Hong Kong Terpapar Flu Burung
Oleh : Redaksi
Selasa | 03-12-2013 | 12:37 WIB

BATAMTODAY.COM, Hong Kong - Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia yang bekerja di Hong Kong, terpapar virus flu burung H7N9. Ia dirawat di rumah sakit (RS) dengan kondisi kritis. 

Kasus ini merupakan kali pertama virus mematikan itu menjangkiti manusia di Hong Kong. Otoritas Hong Kong lalu memberlakukan status "serius" flu burung dari status "waspada".

Pemerintah setempat pada Senin malam memaparkan, PRT perempuan berusia 36 tahun itu bulan lalu mengunjungi Kota Shenzhen di Cina. Di sana, ia melakukan kontak dengan ternak unggas. 

Ia merasa sakit pada 21 November. Enam hari kemudian, ia dilarikan ke RS.

Menurut pemerintah setempat, sejumlah orang yang melakukan kontak dengan perempuan itu memperlihatkan gejala flu ringan. Mereka kini diisolasi di RS untuk diobservasi.

Menteri kesehatan Hong Kong, Ko Wing-man, menyatakan pemerintah menaikkan status pandemik flu burung menjadi "serius" dari "waspada". Ia mengungkap bahwa Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong masih mencari teman pasien, yang bersama-sama bepergian ke Shenzhen.

Selain itu, Hong Kong juga menangguhkan impor ternak hidup dari tiga peternakan Shenzhen, serta melaporkan kasus ini ke petinggi Cina serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Virus flu burung H7N9 pertama kali diketahui menular dari ternak ke manusia pada Maret lalu. Saat itu, media nasional Cina melaporkan dua orang di Shanghai meninggal, sesudah terinfeksi virus flu burung sebulan sebelumnya.

Setelah itu, kasus kematian akibat flu burung berlanjut. Pemerintah setempat pun menutup pasar daging serta penjagalan ternak unggas di beberapa kota Cina.

Jumlah kasus paparan H7N9 pada manusia turun tajam dalam beberapa bulan terakhir. Hingga awal November, sebanyak 139 kasus infeksi pada manusia akibat H7N9 tercatat di Cina, disertai 45 kematian. Menurut WHO, jumlah itu terhitung sejak April silam.

WHO menegaskan tak ada bukti penularan antarmanusia dalam kasus virus H7N9. (*)

Sumber: The Wall Street Journal