Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rupiah Melemah Akibat Tingginya Permintaan Barang Impor pada Akhir Tahun
Oleh : Roni Ginting
Sabtu | 30-11-2013 | 12:11 WIB
uang banyak.jpg Honda-Batam
Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Batam - Semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini dinilai oleh Harry Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi XI RI akibat tingginya permintaan barang impor barang kebutuhan menjelang akhir tahun.

Dijelaskannya, akhir tahun permintaan terhadap dolar AS tinggi, permintaan utang swasta sebesar 24 miliar dolar AS. Sementara permintaan impor BBM sebesar 36 miliar dolar AS, adahal cadangan atau penyediaan visa negara 94 miliar dolar AS.

"Artinya setelah dijumlah antara permintaan utang swasta dan permintaan impor BBM, cadangan tinggal 34 miliar dolar AS yang hanya cukup untuk kebutuhan impor hanya untuk dua bulan lebih karena sebulan sebesar 16 miliar dolar AS," terang Harry, Sabtu (30/11/2013).

Politisi Partai Golkar tersebut menyoroti kurangnya intervensi Bank Indonesia terhadap peningkatan permintaan akan dolar AS.

"Permintaan meningkat, BI tidak melakukan intervensi," tegasnya.

Dengan tingginya permintaan impor yang bertransaksi dengan dolar AS maka yang dirugikan pertama adalah masyarakat yang berpendapatan tetap seperti PNS dan pegawai swasta karena kebutuhan mereka banyak dipenuhi barang impor.

"Kenaikan harga cabe, beras, daging tidak seberapa dibanding harga barang-barang impor. Untuk beberapa barang impor mengalami kenaikan mencapai 40 persen. Pengaruh impor terhadap perubahan harga sangat tinggi yang membuat nilai tukar terus melemah," kata Harry.

Editor: Dodo