Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Beli Saham Ladang ExxonMobil di Irak
Oleh : Redaksi
Sabtu | 30-11-2013 | 11:22 WIB

BATAMTODAY.COM - PT Pertamina terus mengembangkan sayapnya. Setelah sebelumnya mengakuisisi aset ConocoPhillips di Aljazair, kali ini Pertamina ingin "mengendalikan" proyek ExxonMobil Corp, salah satu pemain minyak dunia terbesar, yang berada di Irak.

ExxonMobil Corp sendiri telah setuju untuk menjual sebagian saham proyek West Qurna-1 di Irak ke PetroChina Co dan PT Pertamina.

Kamis kemarin, Exxon mengatakan PetroChina akan membeli 25 persen saham proyek tersebut dan Pertamina akan mengambil 10 persen saham. Ladang West Qurna-1 terletak di dekat Basra di selatan Irak, dan merupakan satu dari sekian ladang di Irak yang mendapatkan bantuan perusahaan Barat dari segi pengelolaan.

Setelah menjual saham tersebut, Exxon akan mempertahankan 25 persen dari ladang yang ada, sekaligus berlaku sebagai pihak yang mengoperasikannya. Sisa ladang dimiliki Royal Dutch Shell PLC serta South Oil Co milik pemerintah Irak.

Pembelian PetroChina muncul saat Beijing menjadi pembeli utama minyak mentah Irak. Impor minyak Cina dari Irak lebih dari dua kali lipat sejak 2009, demikian keterangan data pemerintah Cina.

Simon Powell, pimpinan peneliti minyak dan gas Asia di CLSA Asia-Pacific Markets, menyatakan, kesepakatan tersebut bisa bernilai hingga $5 miliar. Nilai itu berdasarkan pasokan minyak di ladang serta kontrak setidaknya 10 tahun.

Ladang West Qurna-1 diprediksi berpeluang memproduksi nyaris tiga juta barel minyak mentah. Dengan jumlah itu, West Qurna-1 mampu menyaingi ladang-ladang terbesar dunia. Exxon dan Shell memimpin proyek senilai $50 miliar tersebut, yang saat ini memproduksi 510.000 barel per hari.

Exxon tahun ini memberikan surat resmi ke Baghdad,  menyatakan bahwa perusahaan tersebut ingin menjual kurang dari separuh saham di ladang tersebut ke PetroChina. Ketegangan sempat terjadi antara Exxon dan Baghdad ketika Exxon pada tahun 2011 memutuskan untuk membantu Kurdistan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kekayaan minyak di kawasan yang memiliki otonomi terbatas itu.

Baghdad memperingatkan Exxon untuk memilih salah satu, West Qurna-1 atau Kurdistan. Namun, ancaman tersebut belakangan ini telah mereda.

Perusahaan minyak Cina telah berbelanja secara global dalam beberapa tahun terakhir guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Kuota minyak domestik melambat dalam sepuluh tahun terakhir karena banyak ladang minyak Cina yang sudah matang.

PetroChina mengatakan akan menyasar produksi luar negeri untuk menyumbang separuh bisnis pada 2015. PetroChina dan induk perusahaannya, China National Petroleum Corp menghabiskan $37 miliar sejak 2009. Menurut data Dealogic, uang itu digunakan untuk membeli aset minyak dan gas asing. (*)

Sumber: The Wall Street Journal