Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadis Pora Kepri Beralasan, Persiapan POMNas Minim Akibat Informasi Telat
Oleh : Habibi
Jum'at | 29-11-2013 | 17:04 WIB
Riono.jpg Honda-Batam
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kepulauan Riau, Riono.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kepulauan Riau, Riono, mengakui, jebloknya prestasi Kepri di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2013 di Yogyakarta karena minimnya persiapan. Namun, dia membantah jika kurang persiapan itu akibat lemahnya koordinasi panitia di Kepri. 

Menurut dia, Kepri selalu telat mendapatkan informasi dari Pusat, termasuk penyelenggaraan POMNas di Yogyakarta. Sehingga, persiapan atlet sangat minim. 

"Memang, minim persiapan. Namun, hal menjadi kendala adalah informasi. Kami mendapatkan informasi itu satu bulan sebelum kegiatan berlangsung. Hal tersebutlah yang menyebabkan kami terpaksa comot-comot atlet dan terkesan kurang persiapan," aku Riono saat dihubungi BATAMTODAY.COM, Jumat (29/11/2013).

Kendati demikian, dia membantah tegas jika atlet-atlet yang dikirim ke POMnas merupakan atlet-atlet dadakan. Menurut dia, atlet yang dipilih oleh Badan Pekan Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Provinsi Kepri merupakan atlet-atlet yang pernah mewakili Kepri di ajang olahraga tahun-tahun sebelumnya. 

"Kurang persiapan saya pikir dari segi latihan saja. Untuk atlet, memang kita percayakan kepada BAPOMI karena mereka lebih tahu tentang atlet kita. Saya percaya mereka tidak sembarang memilih atlet. Namun, dengan hasil yang didapat, mungkin latihan saja yang kurang. Karena informasi (yang telat) tadi," katanya. 

Oleh karena itu di ajang berikutnya, Riono mengaku akan sedini mungkin mempersiapkan atlet-atlet yang benar-benar bisa memberikan kontribusi yang terbaik. Dia mengatakan, tahun ini akan menjadi pelajaran untuk tahun selanjutnya.

Terkait minimnya sarana prasarana olahraga di Kepri, Riono tak menampik. Dia mengatakan, Provinsi Kepri adalah daerah baru dan memang keterbatasan anggaranlah yang membuat hal tersebut belum terlaksana.

"Memang kita akui sarana dan prasarana olahraga kita sangat minim. Tapi beginilah, kami bukan hanya mengurusi olahraga, tetapi juga pemuda. Jadi harus berbagi, sementara anggaran terbatas. Jadi memang kita tidak bisa berbuat banyak," katanya.

Meski hanya membawa pulang satu medali perunggu, Riono mengaku bersyukur. "Mau bagaimana lagi jika hasilnya memang seperti itu. Meskipun hanya dapat perunggu saya tetap bersyukur. Yang jelas atlet kita sudah berjuang maksimal," ujar Riono.

Sebelumnya, Perwakilan Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Kepri, Rafki, menuturkan, anjloknya prestasi Kepri dalam POMNas 2013 di Yogyakarta karena kurang persiapan.

"Salahnya kita memang di persiapan. Acara sudah mau dimulai kita baru sibuk mencari atlet. Comot sana, comot sini, latihan beberapa kali langsung berangkat. Seharusnya, enam bulan sebelum kegiatan berlangsung hal itu sudah dilakukan," ungkap Rafki, Jumat (29/11/2013).

Dia juga menyesalkan minimnya sarana olahraga di Kepri dan menjadi kendala terbesar untuk menoreh prestasi. 

"Kesalahan utama memang terletak di persiapan, namun sarana prasarana juga penting. Dan itu sangat minim di Kepri ini. Kita selalu ketinggalan mengenai sarana dan prasarana olahraga," ujar Rafki.

Kontingan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hanya berhasil membawa pulang satu medali perunggu dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) di Yogyakarta. Medali itu disumbangkan dari cabang olahraga silat.

Target masuk 10 besar pun tak terealisasi. Bahkan Kepri mundur dari posisi 20 pada 2011 yang lalu menjadi peringkat 29 di tahun ini. (*)

Editor: Dodo