Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tim Pengendali Inflasi Tanjungpinang Dinilai Lemah
Oleh : C. Anwar
Selasa | 19-11-2013 | 12:11 WIB
pasar_tanjungpinang.jpg Honda-Batam
Pasar Tanjungpinang.

BATAMTODAY.COM, Tanah Karo - Tim Penlai Inflasi Daerah (TPID) Tanjungpinang dinilai lemah. Tim yang dibentuk dari lintas sektoral itu hampir jarang melakukan pertemuan sehingga sinkronisasi antarlembaga untuk mengatasi inflasi belum maksimal.

"Di antara tiga TPID di Kepri (Kepulauan Riau) yang sudah terbentuk, hanya TPID Tanjungpinang yang masih lemah karena jarang melakukan pertemuan untuk membahas persoalan inflasi di daerah," kata Gustu Raizal Eka Putra, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, belum lama ini.

Dia menjelaskan, ada tiga TPID di Kepri yang sudah terbentuk sekitar tiga tahun lalu, yakni TPID Provinsi Kepri, Batam, dan Tanjungpinang. Tidak maksimalnya TPID menyebabkan laju inflasi di daerah sulit diatasi dengan segera.

"Memang, faktor yang menyebabkan inflasi itu banyak. Tapi setidaknya koordinasi antarlembaga terkait bisa secepatnya mengatasi inflasi di daerah," terangnya.

"Dan pada November ini di Tanjungpinang juga berisiko kenaikan inflasi karena kenaikan traif dasar listrik," imbuh Gusti.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, laju inflasi di Kota Tanjungpinang selama Januari - Oktober 2013 sebesar 9,29 persen. Sementara, inflasi Kota Batam selama Januari - Oktober 2013 hanya 0,27 persen.

Sementara itu, pada Bulan Oktober 2013 di Kota Tanjungpinang terjadi deflasi sebesar 0,29 persen.

Sedangkan pada sepanjang September 2013, Tanjungpinang tercatat sebagai kota yang mengalami inflasi tertinggi di Sumatera, yaitu sebesar 1,70 persen dengan laju inflasi tahunan (yoy) sebesar 9,96 persen. Sementara Batam mengalami inflasi sebesar 0,53 persen dan laju inflasi tahunan (yoy) sebesar 6,66 persen. (*)

Editor: Dodo