Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Oktober, Pertumbuhan Ekonomi Kepri Melambat
Oleh : C. Anwar
Selasa | 19-11-2013 | 10:05 WIB
Gusti_Raisal_Eka_Putra,_Kepala_Bank_Indonesia_Provinsi_Kepri.jpg Honda-Batam
Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau.

BATAMTODAY.COM, Tanah Karo - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan III-2013 hanya 3,48 persen. Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibanding triwulan-triwulan sebelumnya.

"Pada triwulan I ekonomi Provinsi Kepri masih mampu tumbuh sebesar 7,96 persen, melambat pada triwulan II menjadi 5,17 persen dan semakin turun pada triwulan III yang hanya sebesar 3,48 persen," kata Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau, dalam siaran pers yang diterima BATAMTODAY.COM.

Bahkan, sejak triwulan II, angka pertumbuhan Kepri di bawah pertumbuhan nasional yang mencapai 5,81 persen, dan 5,62 persen pada triwulan III.

Menurut Gusti, melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut akibat melemahnya konsumsi masyarakat dan penurunan nilai ekspor. Perlambatan itu terjadi pada sektor bangunan serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Dia menjelaskan, konsumsi rumah tangga yang mengambil porsi terbesar (mencapai 51,43 persen) terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan III mengalami perlambatan sebagai imbas laju inflasi Provinsi Kepri yang masih tinggi yang mencapai 7,29 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi pada triwulan II sebesar 4,07 persen.

"Laju inflasi yang tinggi pada triwulan III dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Ramadhan dan Lebaran," jelasnya.

Bahan makanan serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan merupakan kelompok pembentuk inflasi. Sementara, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar selama triwulan III antara lain bensin, cabe merah, bawang merah, dan beras, akibat pasokan yang berkurang sementara permintaan cenderung meningkat.

Sementara nilai ekspor triwulan III tumbuh sebesar 3,51 persen (yoy), melambat dibanding triwulan II sebesar 3,94 persen. Perlambatan tersebut terjadi pada kelompok elektronik serta barang dari besi dan baja, yang merupakan nilai ekspor terbesar (40,22 persen).

Meski ekonomi Kepri melambat, justru kinerja perbankan pada triwulan III menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Aset perbankan di Kepri tumbuh 22,36 persen (yoy), dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 25,77 persen, dan kredit tumbuh 18,36 persen. (*)

Editor: Dodo