Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kejahatan Lingkungan Terus Berlanjut
Oleh : Redaksi
Jum'at | 08-11-2013 | 10:38 WIB
pembabatan_hutan.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Kejahatan lingkungan terus menjadi masalah besar bagi dunia. Dampaknya melampaui batas-batas wilayah. Perdagangan kayu dan satwa liar terus terjadi. Penyelundupan bahan perusak ozon, sampah beracun hingga penangkapan ikan secara ilegal terus berlangsung.

Kejahatan ini terkait dengan eksploitasi sumber daya alam, korupsi, tindak kekerasan, pencucian uang, pelanggaran hak asasi manusia, konflik, melibatkan jaringan kejahatan internasional. Hal ini terungkap dalam berita Program Lingkungan PBB (UNEP) yang dirilis Rabu (6/11/2013) dari Nairobi, Kenya.

Kejahatan terkait eksploitasi satwa liar saja nilainya mencapai $15-20 miliar per tahun dan menduduki posisi terbesar keempat setelah perdagangan obat terlarang, perdagangan manusia (human trafficking) dan perdagangan senjata.

Berbagai penelitian mengindikasikan, perdagangan kayu dan satwa liar ilegal terkait dengan aksi terorisme dan kejahatan terorganisir di seluruh dunia. Rute yang digunakan untuk perdagangan satwa liar juga dipakai untuk menyelundupkan manusia, senjata dan obat-obatan terlarang.

UNEP memerkirakan lebih dari 14.000 bahan perusak ozon yaitu CFC, senilai $60 juta diselundupkan ke negara berkembang setiap tahun hingga tahun 2006. Pada saat yang sama sampah elektronik juga terus meracuni bumi.

Jumlah sampah elektronik ini mencapai lebih dari 50 juta ton per tahun dengan tingkat daur ulang hanya 10%. Sampah ini dikirimkan ke berbagai penjuru dunia dan melanggar Konvensi Basel yang melarang perdagangan sampah beracun lintas negara dan mengatur cara pembuangannya. Operasi INTERPOL pertama tahun lalu berhasil menyita lebih dari 240 ton sampah peralatan elektronik dan listrik dan melakukan tindakan hukum bagi perusahaan yang terlibat.

Di industri perikanan, penangkapan ikan secara ilegal nilainya mencapai 11- 26 juta ton per tahun setara dengan 15% tangkapan ikan dunia. Industri perikanan dunia memiliki peran yang sangat penting bagi ekonomi dan masyarakat. Industri ini adalah sumber protein dan keamanan pangan bagi 1 miliar penduduk di bumi.

Menurut penelitian tim Green Economy dari UNEP, laba yang diraih oleh industri perikanan mencapai $8 miliar per tahun dan menciptakan 170 juta lapangan kerja langsung dan tak langsung, menghasilkan pendapatan sebesar $35 miliar per tahun bagi masyarakat. Nilai kontribusi sektor perikanan terhadap ekonomi dunia mencapai $235 miliar per tahun. Nilai kerugian dari penangkapan ikan ilegal menurut perkiraan WWF mencapai $10-23,5 miliar per tahun.

Sementara perdagangan kayu 50-90% perdagangan kayu di wilayah tropis penting seperti di lembah sungai Amazon, Afrika Tengah dan Asia Tenggara dilakukan oleh organisasi kriminal mengganggu upaya mengatasi perubahan iklim, deforestasi, konservasi satwa liar hingga pengentasan kemiskinan.

Menurut laporan UNEP-INTERPOL berjudul Green Carbon Black Trade, nilai perdagangan kayu ilegal dunia diperkirakan mencapai $30-100 miliar per tahun atau 15-30% dari perdagangan global.

Sebanyak 17.000 gajah Afrika diburu dan dibunuh secara ilegal pada 2011 di sejumlah lokasi yang dimonitor oleh CITES atau mencapai 40% dari total populasi gajah di Afrika. Pada 2011 pengiriman gading gajah ke Asia mencapai rekor tertinggi, naik dua kali lipat sejak 2009. Jumlah gading yang berhasil disita mencapai lebih dari 800 kg. Tidak hanya gading perdagangan harimau dan organ-organnya juga marak melalui Internet.

Semua masalah ini membuka peluang aksi untuk menyelamatkan bumi dan lingkungan sekitar. Eksploitasi dan perdagangan hewan liar masih ada di sekitar kita. Sampah elektronik, dimulai dari sampah terkecil, misalnya baterai, masih tidak tertangani, mencemari lingkungan. Pembalakan liar terus berlangsung. Saatnya beraksi untuk bumi dan pertiwi.

Sumber: Hijauku.com