Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tekanan Inflasi Bulan Oktober 2013 di Kepri Semakin Mereda
Oleh : Roni Ginting
Rabu | 06-11-2013 | 10:44 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Tekanan inflasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Oktober 2013 semakin mereda. Inflasi di Provinsi Kepri pada Oktober tercatat 0,16 persen (month to month/mtm) atau 7,62 persen secara tahunan.

Hal itu terlihat dari angka inflasi di Batam yang rendah dan Tanjungpinang yang mengalami deflasi penurunan harga emas perhiasan dan beberapa komoditas bahan makanan.

"Meskipun melambat, laju inflasi bulanan Provinsi Kepri masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat 0,09 persen (mtm). Sedangkan laju inflasi nasional tahunan lebih tinggi dari Kepri yakni 8,32 persen (year on year/yoy)," terang Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Perwakilan Bank Infonesia Provinsi Kepri, melalui siaran persnya pada Rabu (6/11/2013). 

Meskipun tekanan inflasi semakin mereda, namun harga beberapa komoditas barang dan jasa masih tercatat naik. Cabe merah merupakan komoditas yang menyumbang angka inflasi tertinggi di Kota Batam dan Tanjungpinang.

Hal ini terjadi karena hambatan pasokan dan distribusi cabe dari daerah penghasil seperti Jawa dan Sumatera Utara. Selain itu, kenaikan upah tukang bukan mandor dan tarif taksi di Kota Batam sejalan dengan kenaikan harga properti karena pelemahan nilai tukar rupiah.

"Sedangkan Kota Tanjungpinang mengalami defliasi karena turunnya harga emas perhiasan, bawang merah dan sayur-sayuran," ujarnya.

Sementara, dalam rangka pengendalian dan capaian target inflasi di Provinsi Kepri, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu lebih meningkatkan kerja sama dengan daerah penghasil bahan makanan dalam rangka mencukupi kebutuhan di Provinsi Kepri.

"Peningkatan kerja sama dilakukan dengan memetakan sumber pasokan dan pelaku perdagangan komoditas bahan makanan di provinsi terdekat," tutup Gusti. (*)

Editor: Dodo