Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Garuda Indonesia Kembali Gunakan Pesawat Baling-Baling
Oleh : Redaksi
Minggu | 27-10-2013 | 14:37 WIB
Garuda-ATR72-600-1.jpg Honda-Batam
Kredit foto: Flickr

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Setelah 36 tahun memeonsiunkan pesawat baling-baling dari jajaran armadanya, tahun ini Garuda Indonesia kembali mengoperasikan pesawat baling-baling dengan mendatangkan ATR 72-600 pada bulan November mendatang. 

Pesawat tersebut rencananya akan digunakan maskapai penerbangan BUMN ini untuk terbang dari Denpasar, Makassar, dan Ambon menuju Labuan Bajo, Tambolaka, dan Ende di Nusa Tenggara Timur, Bima (Nusa Tenggara Barat), Banyuwangi dan Jember (Jawa Timur), Bau-bau dan Wangi-wangi (Sulawesi Tenggara), Luwuk (Sulawesi Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), Poso (Sulawesi Tengah), Kaimana (Papua), serta Tual/Langgur (Maluku).

Dalam sebuah foto yang muncul Flickr karya Vilbert Mickael yang diambil pada pertengahan Oktober lalu, pesawat ATR 72-600 milik maskapai ini terlihat untuk pertama kalinya dengan cat dan livery (seragam) Garuda. Masih beregistrasi F-WWEH, terlihat pesawat ini sangat cantik dan bersih dengan nuansa warna biru khas Garuda Indonesia.

Pesawat ATR 72-600 milik Garuda ini ditenagai oleh mesin PW127M dan dilengkapi 5 layar LCD di kokpitnya. Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan multi purpose computer untuk meningkatkan keselamatan dan operasional penerbangan, serta dilengkapi sistem navigasi canggih buatan Thales yang memiliki kemampuan Required Navigation Performance (RNP).

Garuda sebelum tahun 80-an banyak mengoperasikan pesawat baling-baling, seperti Convair 240/340/440, Douglas DC-3, hingga Fokker 27, sebelum akhirnya mengoperasikan pesawat jet. Pesawat baling-baling terakhir yang dimiliki maskapai pelat merah ini adalah Lockheed L-188 Electra, yang dioperasikan dari tahun 1960 hingga tahun 1977.

Keputusan maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk mengoperasikan pesawat baling-baling ATR 72-600 tentu saja cukup mengejutkan banyak pihak karena sebelumnya pesawat ini dialokasikan dan dipesan oleh Citilink.

Menanggapi hal ini, Presiden Direktur Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa pengambil-alihan pesawat ATR 72-600 dari Citilink ke Garuda adalah demi kebaikan Citilink yang sedang berusaha keras bersaing dengan maskapai penerbangan lain. Saat ini Citilink beroperasi dengan konsep low-cost carrier (LCC) atau maskapai penerbangan berbiaya rendah. 

Untuk itu, Garuda memutuskan Citilink mengoperasikan satu jenis pesawat saja agar biaya operasional dan perawatan bisa ditekan seminimal mungkin. "Saat ini Citilink sedang berkompetisi dengan maskapai lain di kelas LCC. Nah, untuk itu mereka harus fokus dengan satu jenis pesawat saja," ujar Emir.

Emir menjelaskan, LCC menjalankan bisnisnya dengan rute penerbangan point-to-point, sehingga tidak tepat jika Citilink beroperasi dengan lebih dari satu jenis pesawat. "LCC itu untuk penerbangan point-to-point bukan penerbangan network seperti Garuda. Karena mereka harus bermain di cost," ucapnya.

Sementara itu, Garuda Indonesia menggunakan jaringan rute penerbangan yang luas, bahkan hingga ke daerah pelosok, untuk menjaring penumpang. Dengan demikian, tidak ada masalah bagi Garuda untuk mengoperasikan berbagai jenis pesawat yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Pesawat ATR 72-600 ini akan digunakan Garuda sebagai feeder bersama dengan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen yang lebih dulu masuk ke dalam armada perusahaan. "Kita sudah punya Bombardier untuk kota-kota menengah. Untuk daerah yang lebih kecil, ATR bisa masuk," ujar Emir lebih lanjut.

Seperti diketahui, pada 1 Oktober 2013 Garuda Indonesia bersama dengan ATR dan Nordic Aviation Capital menandatangani kerjasama pengadaan 25 pesawat ATR 72-600. Selain itu, Garuda memiliki opsi untuk mendatangkan 10 pesawat tambahan. Pesawat ini didatangkan dengan skema leasing dari Nordic Aviation Capital dan mulai tiba pada November tahun ini. (*)

Sumber: Runway Aviation