Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menikmati Sensasi Luar Angkasa di Omni Teater Singapura
Oleh : Dodo
Kamis | 28-04-2011 | 13:22 WIB
Omni-Theatre-Singapore.gif Honda-Batam

Omni Teater - Tayangan film berteknologi IMAX di Omni Teater Singapura membawa imajinasi penonton berada seolah di luar angkasa saat menikmati tayangan film Hubble. (Foto: Istimewa)

Singapura, batamtoday - Menikmati tontonan film di layar lebar mungkin sudah biasa bagi sebagian orang. Namun menikmati tontonan film dengan layar lebar cembung (dome) dengan diiringi kualitas suara yang di atas rata-rata bioskop tentunya akan menjadi hal yang sangat luar biasa bagi sebagian orang.

Itulah yang dirasakan oleh batamtoday saat berkesempatan mengunjungi Omni Teater yang berada di Komplek Science Centre Singapura di kawasan Jurong pada Rabu, 27 April 2011 kemarin.

Bersama dengan puluhan penonton lainnya, batamtoday yang menikmati sajian film berjudul Hubble dengan narator aktor kondang Leonardo DiCaprio itu seraya dibawa ke luar angkasa menyimak proses para astronot NASA memasang teleskop Hubble di antariksa.

Selama 45 menit film ini mengupas misi astronot NASA memperbaiki teleskop luar angkasa Hubble, sebuah obsevatorium angkas lepas pertama di dunia. Tayangan dengan penuh aksi kecemasan yang hampir mengancam untuk menyabot misi gara-gara masalah tak terduga.

Gambar-gambar fatamorgana menakjubkan yang diambil oleh teleskop selama masa pengembaraannya juga ditayangkan untuk memenuhi rasa keingintahuan para penonton akan fenomena luar angkasa.

Film yang pertama kali tayang di Singapura pada 22 April hingga 31 Oktober 2011 ini membawa imajinasi penonton dalam sebuah perjalanan melalui galaksi jauh untuk menjelajahi misteri alam semesta yang belum pernah dilalui sebelumnya.

Sensasi yang dirasakan penonton tak lepas dari penerapan teknologi yang dilakukan oleh Omni Teater di Science Centre Singapura. Lembaga itu memasang sebuah kubah layar yang terbaru, yang merupakan terbesar di Asia dengan diameter 16 meter dan 23 meter dengan ketinggian lima lantai.

Layar kubah halus bernama NanoSeam ini membentang 180 derajat dari dinding ke dinding dengan kemiringan sudut 30 derajat ke cakrawala dan memberikan penonton pandangan lateral 180 derajat serta pandangan vertikal 120 derajat, jauh melebihi lapangan visi seseorang. 

Lebih detailnya lagi, layar kubah tersebut terbuat dari 397 buah panel alumunium berlapis bubuk elektrostatik, dengan 38 persen reflektifitas yang berfungsi meningkatkan kecerahan dan kejelasan film. Layar ini juga memiliki 43,54 juta perforasi yang memungkinkan suara dari speaker bisa dinikmati penonton.

Selain itu, teater ini juga dilengkapi teknologi IMAX yang memiliki kualitas artistik dengan proyektor berpresisi tinggi yang merupakan proyektor paling modern dan canggih di dunia. Keunggulan utama dari teknologi IMAX ini adalah gerakan horizontal film yang halus seperti gelombang 'loop rolling'.

Proyektor tersebut juga menggabungkan Leitz lensa uni wide angle 180 derajat yang menggunakan lapu xenon berkekuatan 15 ribu watt, serupa dengan cahaya roket pendorong milik NASA ketika meluncurkan pesawat ulang alik.

Proyektor itu hanya bisa dipergunakan untuk menayangkan film yang menggunakan 15 perforasi berukuran 70 milimeter, yaitu bingkai terbesar dalam sejarah film. Besarnya melebihi hampir 10 kali ukuran bingkai film konvensional yang hanya 35 milimeter sehingga hal inilah yang menjadi kunci ketajaman luar biasa dari film IMAX.

Telinga penonton juga dimanjakan dengan sistem suara IMAX tidak dikompresi sehingga menghasilkan kualitas suara yang jelas dan tidak tertandingi oleh tata suara bioskop konvensional. Untuk mewujudkannya, dipasang amplifier berkekuatan 20 ribu watt yang akan membuat penonton dapat mendengarkan suara paling halus yang dihasilkan dalam sebuah film.

Lim Tit Meng, Kepala Eksekutif Science Centre Singapura mengatakan Omni Teater hingga saat ini telah menayangkan sekitar 77 judul film yang mencakup ilmu pengetahuan, ruang angkasa, alam, budaya, bencana, fauna dan kehidupan bawah laut.

"Adanya penambahan teknologi baru di Omni Teater akkan dapat meningkatkan kunjungan masyarakat ke obyek wisata ini ke depannya," kata Lim Tit Meng.

Selama tahun 2010, lanjutnya, tercatat sekitar 1,11 juta wisatawan yang mendatangi Omni Teater dan 35 persennya merupakan wisatawan dari luar Singapura.

"Dari 35 persen itu, masyarakat Indonesia merupakan wisatawan dengan jumlah terbesar," tukas dia.

Diharapkan pada tahun 2011, kunjungan wisatawan ke Omni Teater, Science Center dan Snow City dapat meningkat menjadi 1,5 juta wisatawan.

Anda berminat? Segera siapkan paspor dan nikmati sensasi menonton film di Omni Teater Singapura.