Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Otak Bersihkan Dirinya dari Racun Saat Tidur
Oleh : Redaksi
Jum'at | 18-10-2013 | 09:50 WIB

BATAMTODAY.COM, Rochester - Istirahat yang paling baik adalah tidur. Namun, tidak semua orang tahu jika tidur bukan hanya memberikan waktu bagi sel-sel tubuh untuk memperbaiki diri (meregenerasi). Manfaat tidur jauh lebih dari itu.

Sebuah penelitian mengungkapkan, ketika tidur, otak membersihkan dirinya dari racun-racun yang berbahaya. Inilah sebuah proses yang dapat mengurangi risiko Alzheimer.

Penelitian pada tikus menunjukkan, selama tidur, aliran cairan cerebrospinal di otak meningkat secara dramatis, membasuh protein limbah berbahaya yang membangun antara sel-sel otak selama jam terjaga.

"Ini seperti mesin cuci piring," kata Dr Maiken Nedergaard, seorang profesor bedah saraf di University of Rochester dan seorang penulis dari studi di Science sebagaimana dilansir laman National Public Radio.

Hasil ini juga menjelaskan mengapa hewan dan manusia membutuhkan tidur. Jika hal ini terbukti benar pada manusia juga, bisa membantu menjelaskan hubungan misterius antara gangguan tidur dan penyakit otak, termasuk Alzheimer.

Nedergaard dan tim ilmuwan menemukan proses pembersihan saat mempelajari otak tikus yang sedang tidur.

Para ilmuwan melihat bahwa selama tidur, sistem yang mengalirkan cairan cerebrospinal melalui otak dan sistem saraf, memompa cairan ke otak dan mengeluarkan cairan dari otak dalam kecepatan yang sangat cepat.

Tim menemukan bahwa ini peningkatan aliran itu mungkin sebagian karena ketika tikus sedang tidur. Sel-sel otak mereka benar-benar menyusut , sehingga memudahkan cairan beredar. 

Ketika hewan itu terbangun, sel-sel otak diperbesar lagi dan aliran antara sel melambat menjadi tetesan. 

"Ini hampir seperti membuka dan menutup keran," kata Nedergaard. "Ini yang dramatis."

Tim Nedergaard , yang didanai oleh  National Institute of Neurological Disorders and Stroke,, sebelumnya menunjukkan bahwa cairan ini membawa pergi produk limbah yang terkumpul di ruang antara sel-sel otak.

Proses ini penting karena apa yang dibersihkan saat tidur adalah protein limbah yang beracun bagi sel-sel otak, kata Nedergaard. 

"Ini bisa menjelaskan mengapa kita tidak bisa berpikir jernih setelah begadang sampai malam dan mengapa kurang tidur bisa membunuh binatang atau manusia," katanya .

Jadi, mengapa tidak otak melakukan pekerjaan "rumah tangga" itu sepanjang waktu? Nedergaard menilai, itu karena proses pembersihan membutuhkan banyak energi. "Jadi tidak mungkin bagi otak untuk membersihkan dirinya sendiri dan pada saat sadar atau tidak tidur," katanya.

Proses pembersihan otak telah diamati pada tikus dan baboon, tetapi belum pada manusia. Meski demikian, penelitian ini bisa menawarkan cara baru untuk memahami penyakit otak manusia termasuk Alzheimer. Selain itu, salah satu produk limbah dikeluarkan dari otak selama tidur adalah amiloid beta, substansi yang membentuk plak lengket terkait dengan penyakit.

Bagi Nedergaard, itu mungkin bukan suatu kebetulan. "Bukankah menjadi menarik bahwa Alzheimer dan penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan demensia, terkait dengan gangguan tidur?" katanya.

Para peneliti yang mempelajari Alzheimer mengatakan, penelitian Nedergaard ini bisa membantu menjelaskan sejumlah temuan terbaru yang berkaitan dengan tidur. Salah satunya melibatkan bagaimana tidur mempengaruhi tingkat amiloid beta, kata Randall Bateman, seorang profesor neurologi Washington University di St Louis yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Konsentrasi amiloid beta terus meningkat saat seseorang terjaga. Dan kemudian setelah tidur konsentrasi amiloid beta menurun," kata Bateman. 

Laporan ini juga menawarkan sebuah pendekatan baru untuk pencegahan Alzheimer, kata Bateman. 

"Itu meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang mungkin dapat benar-benar mengendalikan tidur dengan cara meningkatkan clearance amiloid beta dan membantu mencegah amiloidosis yang kita pikir dapat menyebabkan penyakit Alzheimer." (*)

Editor: Dodo