Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jerman Ciptakan Kantong Plastik yang Bisa Didaur Ulang
Oleh : Redaksi
Jum'at | 18-10-2013 | 09:14 WIB

BATAMTODAY.COM, St Augustin - Jerman ahli dalam urusan pemisahan sampah. Contohnya, ada tong sampah khusus sampah plastik. Penemuan plastik organik yang bisa didaur ulang tadinya diharapkan bisa mengurangi satu masalah sampah.

Kantong plastik digunakan sehari-hari untuk membawa belanjaan, pakaian, makanan atau obat-obatan. Tapi sampah plastik sulit terurai lagi. Rata-rata, kantong plastik hanya digunakan selama 25 menit.

Setelah dipakai, kantong plastik biasanya dibuang. Mula-mula mendarat di jalanan, dan pada akhirnya terhimpunan di lautan atau perairan umum. Hingga plastik terurai kembali, diperlukan waktu hingga 500 tahun.

Plastik Ekologis
Produk baru diharapkan jadi solusinya: kantung plastik ekologis. Bahan bakunya berasal dari sumber daya terbarukan. Karena itu dapat terurai dengan cepat menjadi kompos. 

Walau begitu, plastik ekologis ini juga tidak mudah sobek, bisa dibubuhi cap atau logo perusahaan, dan dapat diproses di mesin pengolah plastik konvensional.

Herbert Pjede adalah pakar kemasan, yang menilai plastik ekologis yang mudah terurai jadi kompos, juga memiliki keunggulan lain. Volume sampah tidak akan makin besar. 

"Keunggulan plastik ekologis adalah tidak memerlukan sistem pembuangan sampah seperti plastik konvensional. Tidak perlu membangun sistem daur ulang. Plastik ini akan terurai dalam jangka waktu pendek, dan tidak perlu tempat pembuangan."

Produksi plastik ekologis juga berarti kebutuhan bahan baku fossil lebih sedikit. Kegunaan praktis lainnya: sampah dapur dapat ditampung dalam plastik ekologis, dan bersama kantongnya bisa langsung dibuang ke pengolahan kompos atau tampat sampah organik.

Bermasalah di Jerman
Tapi di Jerman praktik ini dilarang. Pasalnya di negeri ini sampah dipilah dengan ketat. Semua limbah plastik harus disortir dan dipisah dari sampah organik. 

Silvio Busch dari pabrik kompos St Augustin - Niederpleis menjelaskan, "Pada kantong plastik sulit dikenali, apakah itu plastik konvensional atau yang mudah terurai. Sulit membedakannya bagi kami." 

Karena ini berarti, semua sampah plasik harus dipisahkan dari sampah organik.

Pengolahan selanjutnya sampah organik juga rumit. Semua dimasukkan ke mesin untuk digiling menjadi serpihan kecil. Semua kantong plastik juga ikut digiling, dan diangkut ban berjalan ke tempat penyortiran. Pemilahan dilakukan dengan tangan. 

"Kantong plastik, bagi kami sama saja. Kami harus menyortir semua jenis plastik, karena di kemudian hari kompos akan tercemari", ujar Busch.

Masalah lainnya, kantong plastik ekologis terurai relatif lambat. Standar industri di Jerman menetapkan, plastik ekologis harus terurai dalam waktu 90 hari. 

Bagi pabrik kompos, tenggat waktu itu terlalu lama. "Standarnya plastik ekologis harus terurai dalam 90 hari. Tapi di instalasi kami memiliki waktu urai 35 hari, jadi tidak tidak mungkin plastiknya terurai."

Pakar kemasan Herbert Pjede juga mengetahui masalah itu. Tambahan lagi, harga kantong plastik ekologi lebih mahal dari plastik konvensional. 

Karena itu pabriknya memproduksi tipe Der Blaue Engel, yang hingga 80 persennya bisa didaur ulang. "Di lokasi dengan sistem daur ulang yang berfungsi, kantong plastik ini merupakan varian paling logis. Bagi yang tidak punya sistem daur ulang, plastik ini punya hak eksis."

Jerman sejauh ini belum memanfaatkan sepenuhnya keunggulan plastik ekologis itu. Tapi negara-negara dengan masalah sampah plastik, bisa menarik manfaatnya, karena plastik ini relatif cepat dapat terurai. (*)

sumber: Deutsche Welle