Iklim Ekstrem Sebabkan Orang Miskin Tetap Miskin

Iklim Ekstrem Sebabkan Orang Miskin Tetap Miskin

Oleh : Redaksi

Kamis | 17-10-2013 | 09:26 WIB

Kredit foto: oxfam.ca

BATAMTODAY.COM - Penelitian terbaru menunjukan bahwa perubahan iklim yang ekstrem akan membuat orang tetap miskin di berbagai daerah di dunia. Periset berargumen bahwa bencana seperi kekeringan yang merata, dapat menjadi penyebab utama kemiskinan.

Mereka mengatakan bahwa hingga 325 juta orang akan hidup di 49 negara yang sangat rentan terkena bencana alam dan iklim ekstrem pada tahun 2030. Di sub-Sahara Afrika sebanyak 118 juta orang miskin akan menghadapi iklim ekstrem.

Jika tidak ada upaya untuk mengurangi risiko ini, kemajuan dunia dalam memerangi kemiskinan bisa terhambat.

Laporan yang disusun oleh Institut Pembangunan Luar Negeri ini menguji hubungan antara bencana dan kemiskinan selama 20 tahun ke depan, dengan menggunakan proyeksi penduduk, model iklim dan perkiraan bagaimana pemerintah dapat menanggulangi iklim ekstrem.

Kekeringan Berarti Kemiskinan

Masalah iklim terbesar yang akan dihadapi oleh warga miskin adalah kekeringan, hujan ekstrem, dan banjir. Analisa data dari pedesaan di Ethiopia dan Andhra Pradesh di India menunjukkan bahwa ada risiko kekeringan yang besar, maka kekeringan juga merupakan faktor utama dalam membuat warga tetap miskin dan sakit.

"Kita sudah sering mendengar bahwa sakit adalah penyebab terbesar kemiskinan," kata Dr Tom Mitchell, kepala ODI perubahan iklim," katanya.

"Tapi dalam data, di daerah rawan kekeringan, penyebab terbesar adalah kekeringan - di daerah yang terkena bahaya ini, mereka adalah penyebab utama kemiskinan."

Negara-negara maju belum mengakui bahwa peristiwa cuaca ekstrem memiliki peran dalam menjadikan warga miskin tetap menjadi miskin. Masalah besar adalah bahwa pada saat ini, uang cenderung mengalir dalam menanggapi bencana, bukan untuk mencegah mereka.

Laporan ini menyerukan bencana dan perubahan iklim dimasukkan dalam tujuan pembangunan pasca-2015, sehingga dunia dapat mengenali ancaman iklim dalam upaya pemberantasan kemiskinan pada tahun 2030.

"Jika masyarakat internasional serius untuk mengakhiri kemiskinan, mereka butuhkan mengurangi risiko bencana bagi masyarakat miskin," kata Dr Mitchell.

"Pada saat ini, hal itu tidak terjadi, sehingga upaya mengakhiri kemiskinan sepertinya tidak akan berhasil." (*)

sumber: BBC

TERKINI
POPULER

PLN Batam Terjun Langsung Lakukan Sosialisasi Tariff Adjutsment ke Masyarakat

Timnas U-19 akan Berhadapan dengan Thaiiland di Final Piala AFF U-19 2024

Hadiri Raker IKA UNRI, Gubernur Ansar Ajak Berkontribusi Majukan Provinsi Kepri

Tantangan Kemajuan Industri Makanan Serta Dampak Gangguan Ginjal Bagi Anak

Pemprov Beri Bantuan Pendidikan Hingga Pembangunan Infrastruktur Rp 31 M untuk Masyarakat Bintan

WhatsApp Uji Fitur Pilih Foto dari Album untuk Berbagi

22 Tahun Kelola Pelabuhan Batam Center, PT Synergy Tharada Ungkap Kekecewaan terhadap BP Batam

Kapal Tujuan Tarempa-Palmatak Tenggelam, 7 Penumpang Berhasil Dievakuasi

Wakapolda Kepri Buka Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang II Tahun 2024

Gelar Rapat di Pelabuhan Tanpa Izin, Nika Astaga: BUP BP Batam tidak Punya Etika

Warga Rempang Terus Bergeser, BP Batam Komitmen Kedepankan Pendekatan Humanis dan Persuasif

Laka Lantas di Jalan Toapaya Bintan, Dua Perempuan Dilarikan ke RUSP Kepri

Ocean Conservation Project, UNIQLO Bersih-bersih Pantai dan Edukasi Sampah di Wakatobi

Karya Kreatif Indonesia Tampilkan Ragam Kreasi Dalam Negeri Ramah Lingkungan di Tokyo

Gelar Aksi Lingkungan, Bintan Resorts Tanam 5.000 Bibit Bakau dan Luncurkan Brave Warrior