Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Tersengat Tegangan 20 Ribu Volt, PLN Diminta Ikut Bertanggung Jawab
Oleh : Hadli
Jum'at | 11-10-2013 | 19:32 WIB
photo(4).JPG Honda-Batam
Ali Suparjan Tangkai.

BATAMTODAY.COM, Batam - Malang nian nasib Saharul, 60 tahun. Tukang bangunan ini harus tergeletak di ruang ICU Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam karena karena luka bakar di sekujur tubuhnya akibat tersengat tegangan listrik 20.000 volt, Kamis pagi kemarin.

Peristiwa itu terjadi ketika Saharul sedang mengerjakan bangunan rumah milik Ali Suparjan Tangkai di Blok Sakura IV No 1 dan 26, RT 002/RW013, Kavling Danau Indah Punggur, Kabil Raya, Kecamatan Nongsa. Saat mengerjakan lantai dua itulah Saharul tersengat kabel bertegangan tinggi milik PLN dari tiang induk perumahan tersebut.

Kakek setengah abad ini sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Casa Medikal, Mukakuning, yang selanjutnya dirujuk ke RSBK.

Sayangnya, hingga berita ini dimuat, belum ada tanda-tanda itikad baik dari pihak PLN Batam untuk membantu. "Sampai saat ini pihak PLN belum juga mempertanggungjawabkan atas kabel listrik bertegangan tinggi yang menyengat korban," kata Ali, sore tadi.

Saat ini kondisi Saharul sangat kritis. Untuk sementara ini Ali mengaku masih menganggung biaya perawatannya walaupun kejadian itu menurutnya bukan tanggung jawabnya karena pekerjaan rumah tersebut diserahkan kepada pemborong.

"Karena hati nurani saya berkata, harus dibantu meskipun harus mencari untuk biayanya. Saya rasa korban masih ada tanggungan yang saya rasa tidak mampu untuk menanggung biaya pengobatannya," ujar Ali. 

"Apalagi sehari-hari Saharul yang membiayai keluarganya. Saya tidak tahu apakah PLN punya hati nurani. Karena jangankan membantu dalam hal biaya, mengunjungi korban saja sampai saat ini tidak pernah. Padalah PLN tidak boleh lepas tangan begitu saja," imbuhnya.

Dia mengaku, sudah mendatangi kantor pusat PLN di Batam Center siang tadi. Di kantor PLN Ali menemui seorang manajer PLN bernama Warjono. 

Namun, Warjono juga tidak dapat memberikan kepastian apakah PLN akan memberikan bantuan pembiayaan kepada korban atau tidak.

"Padahal ini adalah kejadian yang kedua kalinya. Pada kejadian pertama 17 Juni 2013, saya sudah memberitahukan kepada PLN bahwa kabel bertegangan tinggi yang berada di atas rumah saya telah menyegat orang yang bekerja di rumah saya juga. Tapi tak sedikit pun mendapat respon. Apakah mesti tunggu korban lagi baru pihak PLN mau turun tangan?" tanyanya.

Dia mengaku sudah banyak mengalah kepada pihak PLN. Pada saat kejadian pertama, PLN meminta bangunannya digeser ke dalam. 

Ali mengaku menuruti imbauan pihak PLN dengan membongkar keseluruhan kontruksi bangunan. Namun naas kembali terjadi dan PLN malah meminta kepada Ali untuk menghentikan pembangunanya.

"Sekarang pihak PLN malah meminta saya tidak melanjutkan pembangunan rumah saya. Alasannya di atas lahan saya itu merupakan jalan raya. Saya katakan, Bapak salah besar. Sesuai dengan PL lahan seluas 6 x 10 (untuk dua rumah) itu adalah kavling, jalan ada di depannya. Kalau row 8 ada di jalan raya bawah dan Row 10 ada di atas gang rumah saya," ujar koordinator pemindahan warga tanah longsor ke Kavling Danau Indah Punggur, Kabil Raya, Kecamatan Nongsa ini.

Ia berharap dengan peristiwa ini tidak memakan korban kembali. Meskipun belum ada korban jiwa, namun kekawatirannya jika pihak PLN tidak cepat mengambil tindakan dengan mencari solusi maka tidak tertutup kemungkinan kabel bertegangan 20 ribu Volt itu akan memakan korban jiwa. (*)

Editor: Dodo