Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertumbuhan Ekonomi Global Diprediksi Suram
Oleh : Redaksi
Kamis | 10-10-2013 | 20:23 WIB

BATAMTODAY.COM, Washington - Dana Moneter Internasional (IMF), Selasa, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, di tengah semakin suramnya prospek pasar negara-negara berkembang. IMF mendesak pihak pemerintah untuk menopang ekonomi masing-masing negara guna mengantisipasi langkah Amerika Serikat mencabut kebijakan easy money, serta krisis anggaran yang mengancam pemulihan ekonomi global.

IMF telah merevisi dan menurunkan proyeksi pertumbuhan global selama enam kali berturut-turut. Organisasi tersebut memangkas perkiraan pertumbuhan global sebanyak 0,3 persen untuk tahun 2013 menjadi 2,9 persen, dan 0,2 persen untuk tahun 2014 menjadi 3,6 persen. IMF terakhir kali mengeluarkan penilaian terhadap pertumbuhan global, Juli lalu.

"Dua perkembangan terbaru kemungkinan akan membentuk ekonomi global dalam waktu dekat," ujar IMF dalam laporan World Economic Outlook terbarunya.

Pertama, rencana Bank Sentral AS untuk mengurangi kebijakan easy money, yang bertujuan mendongrak ekonomi mereka, bisa menguatkan atau melemahkan pertumbuhan. Jika Fed mengurangi stimulusnya terlalu cepat, pertumbuhan global dapat terhambat karena bunga kredit yang naik terlalu cepat di banyak negara. Hal ini dapat memicu gejolak pasar lebih lanjut karena investor beramai-ramai akan menarik asetnya dari negara berkembang.

Kedua, terdapat anggapan yang kuat bahwa pertumbuhan Cina akan melamban dalam jangka waktu menengah jika dibandingkan masa lalu. Hal ini terutama karena Beijing telah mengindikasikan akan bisa bertahan dengan pertumbuhan yang lebih lamban, sebagai cara untuk memupuk ekspansi ekonomi jangka panjang yang lebih sehat. 

Untuk 2014, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan Cina hampir sebesar 0,5 persentase poin dari perkiraan sebelumnya menjadi 7,3 persen.

Namun, Cina bukan satu-satunya negara berkembang yang memiliki prospek suram. Revisi IMF juga dibentuk oleh prospek suram dari negara-negara berkembang lainnya. Prediksi pertumbuhan India tahun 2013 diturunkan 1,8 persentase poin menjadi 3,8 persen, sementara Meksiko diturunkan 0,5 persen poin menjadi 1,2 persen. IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan Brasil sebesar 0,7 persentase poin menjadi 2,5 persen.

Saham, obligasi, dan mata uang negara-negara berkembang tahun ini sempat anjlok setelah Bank Sentral Amerika Serikat mengindikasikan akan segera mengurangi skala program stimulusnya. Prospek laba yang lebih tinggi di AS dan over-investment di negara berkembang memicu para investor untuk menjual saham mereka secara besar-besaran. Namun, sejumlah pasar kembali tenang saat Bank Sentral AS memutuskan untuk menunda rencananya tersebut.

Namun, tidak seperti dugaan banyak orang, melemahnya pasar negara-negara berkembang tidak semata bergantung pada aksi bank sentral AS. Dampak negatif dari derasnya aliran modal asing yang keluar-masuk dengan mudah menunjukan kelemahan sistem finansial dan ekonomi di seluruh dunia, demikian pandangan IMF.

Dan banyak negara-negara berkembang yang telah mencapai titik puncak ekspansi ekonomi akan bertumbuh dengan tingkat yang lebih rendah dibanding dekade sebelumnya. Potensi ekspansi ekonomi bisa terpangkas oleh faktor-faktor seperti hambatan yang disebabkan oleh persaingan, tertahannya perkembangan infrastruktur dan melemahnya investasi. (*)

sumber: The Wall Street Journal