Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Biaya Sudah Dibayar Lunas

Siswa SDN 007 Bengkong Belum Dapat Pembagian Baju Melayu dan Batik
Oleh : Hendra Zaimi
Rabu | 09-10-2013 | 13:45 WIB
sdn_007_bengkong.jpg Honda-Batam
Proses belajar mengajar di SDN 007 Bengkong.

BATAMTODAY.COM, Batam - Permasalahan yang terjadi di SDN 007 Bengkong tak hanya menimpa para majelis guru yang dituding melakukan aksi mogok mengajar, tetapi juga dirasakan oleh siswa kelas satu yang hingga kini belum mendapatkan pembagian baju Melayu dan baju batik.

Edelina Sihombing, salah satu guru SDN 007 Bengkong mengatakan, sebanyak 105 orang siswa kelas satu sudah membayar uang seragam untuk mendapatkan tiga jenis pakaian, yakni baju olahraga, baju Melayu dan baju batik. Setiap murid dikenakan biaya sebesar Rp285 ribu untuk ketiga seragam itu.

"Padahal orangtua siswa sudah melunasi uang seragam itu sejak anak mereka diterima di sekolah saat proses PSB pada bulan Juli 2013 lalu. Tapi baru baju olahraga yang baru dibagikan ke siswa," kata Adelina kepada wartawan, Rabu (9/10/2013).

Menurutnya, pungutan uang seragam sekolah itu dikelola dan dipungut langsung oleh kepala sekolah, tanpa melalui bendahara sekolah. "Kepala sekolah yang memungut langsung uang itu ke wali murid untuk uang seragam," terangnya.

Namun pada kenyataannya, uang seragam yang sudah dikutip belum terealisasikan ke siswa dan baru baju olahraga yang baru dibagi ke siswa kelas satu.

"Orangtua siswa banyak mengeluh ke guru, mereka menanyakan baju Melayu dan baju batik belum bisa diterima. Padahal uang itu sudah disetor sejak 3 bulan yang lalu," jelasnya.

Selain itu, kepsek juga pernah meminjam dana BOS tahun 2012 lalu sebesar Rp10 juta, uang itu dipinjam dengan alasan untuk keperluan pernikahan anaknya. "Uang itu baru dibayar 5 juta dan sisanya belum dikembalikan ke sekolah," kata guru lain yang enggan namanya disebutkan.

Pasca ditariknya kepsek dari sekolah tersebut, para majelis guru merasa tenang sebab tak lagi diteror dengan sikap kepsek yang terkesan arogansi dan otoriter selama menjadi pemimpin di sekolah di daerah Bengkong Dalam ini.

"Kami senang dia ditarik, kalau perlu diganti saja sehingga tak ada lagi permasalahan di sekolah ini," kata para guru kompak.

Editor: Dodo