Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

AFI 2013 Bakal Jadi Angin Segar Perfilman Indonesia
Oleh : Redaksi
Minggu | 06-10-2013 | 16:36 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Untuk kedua kalinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Apresiasi Film Indonesia (AFI), sebuah ajang pemberian penghargaan kepada karya film beserta seluruh unsur-unsurnya yang mengacu pada muatan nilai budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa.

"Keberadaan AFI, diharapkan, bisa membawa angin segar bagi dunia perfilman di Indonesia karena, pada hakikatnya, film adalah produk budaya dan media yang efektif untuk membangun kearifan lokal serta karakter bangsa,” ujar Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan, dalam rilis yang diterima BATAMTODAY.COM, Sabtu.


Terkait prinsip tersebut, AFI 2013 akan memulai sebuah tradisi baru dengan menempatkan film beserta seluruh unsur yang melingkupinya sebagai satu-kesatuan. 

"Dengan kata lain, AFI tidak hanya mengapresiasi film sebagai karya, namun juga memberikan penghargaan khusus kepada elemen-elemen yang sudah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dunia perfilman," kata Kacung. 

Kacung menambahkan, AFI merupakan ajang penghargaan yang sarat dengan misi pembinaan dan pendidikan. Untuk itu, AFI juga akan memberikan apresiasi kepada lembaga pendidikan dan film independen karya pelajar maupun mahasiswa, sehingga generasi muda terus terpacu untuk berkarya menciptakan sesuatu yang positif bagi masyarakat.

Harapan serupa juga ditumpukan kepada sutradara muda yang mampu menelurkan karya film perdana yang berkualitas terbaik dan diputar di bisokop, media massa (cetak non-cetak), komunitas film, hingga berbagai ajang festival yang secara intens telah menyebarkan informasi dan ikut memberikan pencerahan dalam dunia perfilman Indonesia.

18 Kategori
AFI tahun in digelar dengan 18 kategori berbeda, dan diharapkan dapat memberikan perspektif baru bagi kemajuan perfilman di Indonesia, antara lain Kategori Utama untuk apresiasi film bioskop, apresiasi film independen (cerita panjang non-bioskop), apresiasi film dokumenter, apresiasi film animasi, apresiasi film pendek, apresiasi film anak, dan apresiasi film pilihan pemirsa (metode jajak pendapat).

Sementara, untuk Kategori Monumental berupa apresiasi film adikarya, dan apresiasi film adiinsani, dan Kategori Khusus untuk apresiasi sutradara perdana, apresiasi festival film, apresiasi poster film, apresiasi komunitas, apresiasi media cetak, apresiasi media non-cetak, apresiasi film independen kategori pelajar, apresiasi film independen kategori mahasiswa, dan apresiasi lembaga pendidikan.

Ketua Tim Ahli AFI 2013, Ichwan Persada, mengatakan, dari 18 kategori tersebut, terdapat 7 kategori utama yang keseluruhannya akan menilai film sebagai karya yang utuh. Artinya, pada kategori tersebut, dewan juri tidak melakukan penilaian terhadap komponen-komponen yang bersifat teknis; seperti pemeran, penyutradaraan, penyuntingan, dan sebagainya. 

"Sebaliknya, film dinilai sebagai karya budaya yang berkualitas, digarap dengan baik, dan memiliki pesan positif yang dapat menginspirasi masyarakat," jelasnya.

Selain itu, AFI 2013 juga mengapresiasi karya film yang terhitung monumental, menjadi "tonggak" dan pembicaraan masyarakat, serta memberikan kontribusi besar di kurun waktu adan periode tertentu dalam sejarah perkembangan perfilman Indonesia.

Penghargaan yang dinamakan Adi-Karya tersebut, akan disandingkan dengan Apresiasi Adi-Insani, sebuah penghargaan untuk insan perfilman tak terbatas pada aktor atau aktris dan pekerja film saja, namun juga industri/perusahaan film yang dinilai konsisten serta berjasa besar dalam memajukan perfilman nasional.

Yang menarik, tentu, diikutsertakannya 9 Kategori Khusus, yang merupakan wujud dari komitmen dan konsistensi Kemendikbud sebagai Kementerian yang berfokus pada pendidikan dan kebudayaan. (*)

Editor: Dodo