Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diperkirakan 60 Ribu Orang Meninggal Tiap Tahun Akibat Rabies
Oleh : Redaksi
Sabtu | 05-10-2013 | 11:52 WIB

BATAMTODAY.COM, North Dakota - Sabtu tanggal 28 September lalu adalah Hari Rabies Dunia. Diperkirakan sekitar 60 ribu orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang ditularkan hewan ini. Banyak korbannya adalah anak-anak yang digigit anjing gila.


Profesor Neil Dyer mengatakan, resiko terkena rabies tergantung di bagian dunia mana kita tinggal. "Di Amerika rabies tidak menjadi masalah gawat. Di tempat-tempat seperti Afrika dan Asia bisa menjadi masalah yang lebih  gawat, terutama berdasarkan  bagaimana orang mengatasi dan mengawasi penyakit ini.  Dengan vaksinasi atau pengawasan binatang liar dan semacamnya,” papar Neil Dyer.
 
Neil Dyer adalah Direktur Laboratorium Diagnosis Penyakit Hewan di North Dakota State University di Fargo.
 
"Setidaknya di negara ini,  Rabies  biasanya didapati  pada populasi binatang liar. Dan rabies itu bermacam-macam tergantung di daerah mana. Kalau kita berada di pesisir timur biasanya terdapat pada racoon atau sejenis musang. Kkalau kita ada di bagian  tengah barat, maka rabies terdapat pada skunk, juga sejenis musang. Di bagian lain dunia, ada rabies pada populasi anjing. Di beberapa bagian Asia terdapat pada serigala atau rubah," lanjut Dyer.
 
Kelelawar juga dikenal menularkan rabies di Amerika Selatan. 

Rabies sudah ada sejak ribuan tahun. WHO mengatakan rabies terdapat di 150 negara dan kawasan. Satu-satunya kawasan yang bebas rabies adalah Antartika. Dari 60 ribu orang yang meninggal setiap tahun, sebagian besar ada di Afrika dan Asia.
 
Professor Dyer mengatakan, rabies menginfeksi lebih lamban dibanding virus lainnya karena masuk ke urat syaraf bukan aliran darah. Ia juga mengatakan bahwa secara historis rabies adalah salah satu infeksi yang hampir 100 persen menyebabkan kematian.
 
Jika digigit binatang yang terinfeksi rabies, perawatan pencegah infeksi secepatnya bisa menyelamatkan nyawa. "Jika kita digigit oleh binatang, kita harus mencuci bagian gigitan karena virus tetap berada di sekitar tempat gigitan. Kemudian kita harus mendapat suntikan antibodi untuk melawan virus itu. Jadi, kekebalan pasif segera seperti itulah yang diberikan. Kemudian setelah itu kita akan mendapat tiga suntikan yang akan memvaksinasi kita dari rabies," papar Dyer.
 
FAO, WHO dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan mengatakan, memvaksinasi sekurangnya 70 persen populasi anjing "menghentikan lingkaran penularan" dari anjing ke manusia. Upaya-upaya semacam itu juga harus mencegah "anjing yang berkeliaran di jalan-jalan".
 
Badan-badan internasional itu mengatakan unggas bisa terinfeksi rabies baik dari anjing dan binatang liar. Hal itu bisa mempengaruhi baik mata pencaharian maupun keamanan pangan. (*)

sumber: Voice of America