Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inflasi Kepri Menurun, Batam dan Tanjungpinang Belum Stabil
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 03-10-2013 | 09:05 WIB
Kepala-BI-Amanlison1.jpg Honda-Batam
Kepala Kantor Bank Indonesia Kepri, Amanlison.

BATAMTODAY.COM, Batam - Tekanan inflasi di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan September 2013 menunjukkan penurunan dibanding dengan kondisi dua bulan terakhir. Sedangkan inflasi di Kota Tanjungpinang dan Batam masih belum stabil.

Adanya tren penurunan inflasi pada bulan September 2013, disampaikan Kepala Kantor Bank Indonesia Kepri, Amanlison, melalui rilis yang diterima BATAMTODAY.COM, Kamis (3/10/2013).

Pada bulan September, katanya, angka inflasi bulanan Provinsi Kepri menunjukkan penurunan 0,76 persen (mtm) atau inflasi tahunan sebesar 7,29 persen (yoy).

"Penurunan tekanan inflasi bulanan terjadi pada kelompok administered prices dan volatile food yang masing-masing mencapai 0,08 persen (mtm). Seiring dengan hilangnya dampak kenaikan harga BBM dan koreksi harga paska lebaran," terang Amanlison.

Meski menunjukkan penurunan, namun pergerakan harga di Kepri ternyata belum mampu mengikuti pergerakan harga secara nasional yang mengalami deflasi. Hal itu diakibatkan masih fluktuatifnya harga komoditas bahan makanan dan harga makanan jadi di Kota Tanjungpinang. Di Batam juga terjadi kenaikan harga emas yang terus berlanjut. Sehingga menjadi penyebab masih bertahannya di atas level nasional.

"Kenaikan harga beras dan ikan selar di Tanjungpinang dan Batam juga jadi penyebab terjadinya laju inflasi kelompok volatile food," jelasnya.

Ke depan, angka inflasi di Tanjungpinang maupun Batam diperkirakan berangsur menurun. Perkiraan menurunnya laju inflasi karena menurunnya potensi tekanan inflasi volatile food dan inti dengan memperhitungkan kecukupan pasokan bahan makanan, kestabilan nilai rupiah serta menurunnya harga emas dunia.

"Selanjutnya dalam rangka pengendalian dan capaian target inflasi tahunan di Kepri, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mulai mengkaji sejumlah komoditas pertanian dan peternakan yang potensial untuk dikembangkan di Batam," ujar Amanlison.

Editor: Dodo