Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sandal Jepit Bekas Pun Bisa Jadi Karya Seni yang Mengagumkan
Oleh : Redaksi
Senin | 23-09-2013 | 10:27 WIB

BATAMTODAY.COM, Nairobi - Hampir saban hari kita menggunakan sandal jepit untuk melakukan aktivitas tertentu. Setelah rusak -meskipun hanya kerusakan sepele- biasanya sandal jepit itu kita buang, dan membeli lagi yang baru.


Pun, sandal-sandal bekas yang dibuang itu biasanya menjadi limbah.

Namun, Ocean Sole, sebuah perusahaan di Kenya, lebih kreatif dalam memanfaatkan sandal-sandal bekas ini. Dilansir dari laman inhabitots.com, perusahaan daur ulang yang berbasis di Nairobi itu telah membersihkan 400.000 sandal jepit dari pantai Samudera Hindia setiap tahunnya. Sandal-sandal jepit bekas itu disulap menjadi boneka yang unik dan lucu. 

Didirikan oleh Julie Cursch, seorang ahli biologi laut yang menekuni entrepreneur sosial, Ocean Sole ini didirikan sekitar tahun 1997. Saat itu ketika Curch yang bekerja sebagai ilmuwan di WWF dan Kenya Wildlife Service, menemukan limbah beracun di pulau terpencil Kiwayu berupa sandal-sandal jepit bekas dengan ambang yang membayakan. 

Pantai timur juga digunakan penyu untuk bertelur, dan seringkali sampah-sampah tersebut menghalangi anak-anak penyu untuk kembali ke laut. Untuk itulah Curch berusaha menghasilkan karya seni dari sampah yang ada. 

Curch lantas mendorong perempuan lokal untuk memotong dan mengubah sandal jepit bekas yang dibuang hingga merugikan ekosistem laut itu menjadi produk berwarna-warni. Upaya itu sekaligus untuk membersihkan pantai dan mengatasi meningkatnya iklim, serta isu-isu sosial dan ekonomi di daerah tersebut. Pada 2008, perusahaan ini bahkan mengirimkan boneka jerapah setinggi 18 kaki terbuat dari sandal jepit yang dipamerkan di Roma.

Usahanya diapresiasi oleh WWF yang memesan 15.000 gantungan kunci dari sampah yang ada.

Ocean Sole mempekerjakan lebih dari 100 pengrajin di bengkel mereka di Nairobi di wilayah pesisir terpencil. Gerakan organisasi lingkungan ini telah memberikan akses pekerjaan, kewirausahaan dan telah membantu keluarga untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah.

Selain itu, lima persen dari seluruh keuntungan dari penjualan produk disumbangkan kembali ke Yayasan Ocean Sole yang pengurusnya terdiri dengan masyarakat, ilmuwan, konservasionis, seniman, pemerintah, industri, dan organisasi nirlaba lain yang meningkatkan kesadaran dan secara aktif mempromosikan konservasi kelautan. 

Sementara, 25 persen dari keuntungan dicadangkan untuk membuat patung raksasa yang akan dipamerkan di galeri dan museum di seluruh dunia. (*)

Editor: Dodo