Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bahan Bakar Nabati Efektif Pangkas Emisi
Oleh : Redaksi
Jum'at | 20-09-2013 | 10:35 WIB
biofuel.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, California - Bahan bakar nabati (biofuel) bersinergi dengan kendaraan listrik dalam memangkas polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Emisi karbon ini berasal dari transportasi darat yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil. Bahan bakar nabati juga menawarkan biaya yang lebih murah dalam mengurangi emisi CO2. Hal ini terungkap dari laporan Element Energy terbaru yang diterbitkan awal pekan ini.

Laporan yang mengupas peran bahan bakar nabati dalam industri transportasi darat di Inggris ini menyatakan, emisi CO2 dari transportasi darat bisa dikurangi secara signifikan dengan meningkatkan bauran (campuran) bahan bakar nabati dalam bahan bakar kendaraan darat. Pada 2030, kenaikan bauran bahan bakar nabati berpotensi memangkas emisi CO2 hingga 27 persen atau 12 juta ton per tahun.

Pengurangan emisi sebesar 27 persen ini akan tercapai jika Inggris minimal bisa meningkatkan bauran bahan bakar nabati berkualitas tinggi - yang cocok untuk mesin-mesin modern - dengan konsentrasi di atas 19 persen ke dalam bahan bakar kendaraan darat. Saat ini bauran bahan bakar nabati di Inggris untuk kendaraan darat baru mencapai 5 persen.

Bahan bakar nabati juga memungkinkan masyarakat menghemat biaya energi. Menurut Element Energy, dengan menggunakan skenario bahan bakar nabati ini, pengeluaran tahunan bahan bakar masyarakat di Inggris hanya akan naik sebesar £13 (atau sekitar $20 sesuai dengan kondisi kurs saat ini) pada 2030.

Bahan bakar nabati juga akan bersinergi dengan kendaraan hibrida dan kendaraan listrik lain dalam memangkas emisi CO2. "Bahan bakar nabati menawarkan biaya yang lebih murah guna memangkas emisi dalam jangka waktu 17 tahun yaitu sebesar £336 juta ($541 juta) pada 2030 dibanding £1,2 miliar ($1,93 miliar) pada kendaraan listrik," ujar Alex Stewart, Associate Director Element Energy.

Industri bahan bakar nabati (BBN) tumbuh dengan sehat dalam sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan ini mencoba mengimbangi produksi dan konsumsi bahan bakar fosil di sejumlah wilayah yang meningkat sangat pesat.

Berbagai negara juga terus mendukung produksi energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menciptakan kebijakan-kebijakan baru yang semakin kondusif. Kebijakan EBT di sektor transportasi misalnya, saat ini ada di 51 negara dalam skala nasional. Sementara mandat bauran bahan bakar nabati atau biofuel sudah ada di 27 negara di level nasional dan di 27 negara bagian dan provinsi.

Sumber: Hijauku.com